Persentase Lansia DIY Tinggi, Kemendukbangga/BKKBN Perwakilan DIY Sambut Kerjasama Indonesia Ramah Lansia

Yogyakarta, KEMENDUKBANGGA – Sebagai provinsi dengan persentase jumlah lansia dan angka harapan hidup tertinggi secara nasional, Kemendukbangga/BKKBN Perwakilan DIY menyambut baik dan mendukung inisiatif Indonesia Ramah Lansia (IRL) mempromosikan Sekolah Lansia yang telah dirintis di DIY dan kini menyebar ke seluruh provinsi.

 

Hal tersebut diungkapkan Kepala Perwakilan BKKBN DIY Mohamad Iqbal Apriansyah saat menerima di ruang kerjanya audiensi Executive Director IRL, Dwi Endah yang hadir bersama Sri Sugiyarti dan Afrezah, Rabu (05/02/2025). Indonesia Ramah Lansia merupakan lembaga yang berkontribusi untuk mewujudkan kawasan ramah lanjut usia dengan pendekatan program berkesinambungan dan perawatan jangka panjang bagi lanjut usia.

 

“Kami mengamati bahwa Sekolah Lansia baik Standar 1 (S1) sampai S3 yang telah terlaksana bekerjasama dengan IRL mendapatkan animo yang sangat tinggi dari masyarakat” demikian disampaikan Iqbal. Oleh karena itu pihaknya memandang perlu dilakukan Capacity Building pengelolaan sekolah lansia, sehingga bisa menambah jumlah para pengelola sekolah lansia baru.

 

Dwi Endah melaporkan bahwa dalam waktu dekat IRL akan bekerjasama dengan University of Southampton Inggris melaksanakan kegiatan orientasi dan pendampingan kepada keluarga yang mempunyai lansia yang membutuhkan Perawatan Jangka Panjang atau atau lansia PJP, sehingga mereka mampu merawat dan bisa menjadi caregiver yang baik untuk keluarga yang berdaya.

Lokus Kegiatan ada di Daerah Istimewa Yogyakarta, sehingga IRL mengharapkan Perwakilan BKKBN DIY untuk membantu dan bersinergi melaksanakan kegiatan tersebut. IRL juga menyampaikan sejumlah usulan terkait pemberdayaan lansia.

 

“Perlunya inovasi kegiatan di Kelompok Bina Keluarga Lansia (BKL), salah satunya kami mengusulkan adanya DCC (demensia care corner)  atau pojok peduli pikun di Kelompok BKL, sehingga bisa menjadi kegiatan yang baru dan bermanfaat” tambah Dwi Endah.

 

Daerah Istimewa Yogyakarta menjadi wilayah dengan persentase lansia tertinggi di Indonesia (16,23 %), lebih tinggi dari rata-rata nasional sebesar 12% (Data Susenas 2024). Persentase jumlah lansia yang tinggi tersebut akan semakin tinggi lagi karena angka harapan hidup yang juga tertinggi, sementara angka kelahiran terendah kedua setelah DKI dan usia kawin pertama yang semakin menua jika tidak diantisipasi berpotensi menjadi permasalahan serius di kemudian hari.

 

DIY sudah melewati puncak bonus demografi, yang artinya kelompok besar usia produktif ini sedang bergerak masuk ke kelompok usia lanjut sementara penggantinya yang berasal dari kelompok usia di bawahnya lebih sedikit karena angka kelahiran kurang dari 2 yang akan mengakibatkan angka ketergantungan di DIY semakin tinggi.

 

Maka kebijakan yang terkait dengan lansia harus menyesuaikan. Mensejahterakan lansia tetap dilakukan, namun fokusnya harus mulai diarahkan pada pemberdayaan lansia. Lansia yang berdaya secara ekonomi dapat menolong dirinya sendiri saat memasuki periode membutuhkan layanan daycare, bahkan bisa menolong usia produktif dengan membuka lapangan kerja terkait perawatan rumah atau day care bagi lansia. Di sinilah peran lembaga swadaya masyarakat menjadi penting.

 

Selain melalui Sekolah Lansia untuk meningkatan produktivitas dan kemandirian lansia sebagaimana selama ini dilakukan Kemendukbangga dan IRL, maka kelompok usia produktif juga harus didorong untuk mengelola keuangan dengan baik, agar bisa menabung dan menjadi kaya (yang berarti mandiri) saat memasuki lansia nantinya. Dalam menerima audiensi IRL ini Kepala Perwakilan BKKBN DIY didampingi Sekretaris Badan Rohdhiana Sumariati, Ketua Tim Kerja Pemberdayaan Keluarga Ema Susianti, serta Ketua Tim Kerja Ketahanan Keluarga dan Pencegahan Stunting Mustikaningtyas.

 

penulis : FX Danarto SY

 

Post Terkait