Verval KRS, Manfaatkan Hasil Pendataan Keluarga Persempit Sasaran Intervensi Cegah Stunting

YOGYAKARTA — BKKBN dikenal memiliki data basis kondisi keluarga yang terpercaya, karena dihasilkan dari pendataan dengan metode sensus (pengambailan data door to door) pada seluruh populasi keluarga. Pendataan Keluarga (PK) tersebut dilaksanakan setiap lima tahun dan setiap tahun diupdate sehingga menjadi data yang terpercaya dan banyak dimanfaatkan oleh instansi lain. Pendataan Keluarga terakhir dilaksanakan tahun 2021 dan upadating terakhir tahun 2023.

 

Sebagai tindak lanjut pemanfaatan data PK maka Perwakilan BKKBN DIY menyelenggarakan Workshop Verifikasi Dan Vaildasi Keluarga Resiko Stunting (Verval KRS) yang dibuka oleh Kepala Perwakilan Andi Ritamariani, Senin (29/04/2024) di Hotel Grage di kawasan Malioboro Yogyakarta. Verval KRS merupakan upaya pemanfaatan data hasil PK sehingga dapat diperoleh data keluarga keluarga beresiko stunting yang valid by name by address. Data ini bukanlah data lokus penyandang stunting berada, namun merupakan data kelompok sasaran (berpotensi mengalami stunting) yang dapat digunakan untuk lebih memfokuskan intervensi pencegahan stunting.

 

Dalam pesannya kepada para Koordinator Penyuluh KB seluruh Kapanewon/Kemantren Kepala Perwakilan BKKBN DIY Andi Ritamariani menyampaikan harapannya agar data hasil verval ini dapat ditindaklanjuti dalam penggarapan pencegahan stunting dengan melakukan pemetaan.

 

“Data yang dihasilkan dari proses Verval ini adalah data yang benar, karena berdasarkan by name by address. Tolong langsung dipetakan, sehingga diketahui di masing-masing RT mana saja yang harus digarap agar terhindar stunting” demikian pesan Andi Ritamariani. Pihaknya menekankan bahwa data bersifat dinamis dan terus berubah, sehingga update harus selalu dilakukan. Tahun lalu jumlah Keluarga Rawan Stunting hasil Verval 2023 sejumlah 106.942 KK, dan diharapkan dari Verval KRS 2024 dapat diketahui dan diperbaharui data keluarga rawan stunting yang akan menjadi fokus sasaran intervensi.

 

Workshop menampilkan dua pemateri. Yang pertama Ketua Tim Kerja Pelaporan Data Statistik dan Pengelolaan TIK  Zuhdi Astuti membawakan materi Strategi Sasaran Keluarga Beresiko Stunting. Sedangkan secara lebih teknis, materi Manajemen dan Monitoring Data Verval KRS 2024 disampaikan oleh angota Tim Kerja Irfan Munawir Budisantoso.

Sasaran Verval KRS ada empat yaitu Pasangan Usia Subur (PUS), PUS hamil, PUS dengan baduta (anak di bawah dua tahun), dan PUS dengan balita. Data empat kelompok sasaran yang rawan stunting tersebut perlu dipertajam dengan menapiskannya berdasarkan beberapa variabel yang juga terdapat pada Pendataan Keluarga. Varabel yang pertama adalah akses (kepemilikan) sumber air minum layak, apakah air kemasan/isi ulang, ledeng/PAM, sumur bor/pompa, sumur terlindung, dan mata air terlindung. Jika tidak memiliki akses sumber air minum yang layak maka dikategorikan resiko stunting.

 

Selanjutnya keluarga sasaran juga akan ditapiskan berdasarkan fasilitas tempat buang air besar yang dimiliki, baik milik sendiri atau MCK komunal. Apabila tidak memiliki maka akan dikategorikan resiko stunting. Terakhir penapisan dilakukan dari variabel 4 Terlalu dalam kehamilan/melahirkan anak (terlalu muda, tua, terlalu dekat jaraknya, dan terlalu banyak).

 

Sedikit berbeda dengan Verval KRS tahun-tahun sebelumnya, verval tahun 2024 ini memasukkan calon pengantin sebagai tambahan kelompok sasaran. Verval tahun ini juga memprioritaskan pendataan keluarga yang belum terdata pada Pendataan Keluarga maupun yang pemutakhiran data tahun sebelumnya.

 

Verval yang dilaksanakan melibatkan para anggota Tim Pendamping Keluarga (TPK) dengan menggunakan form yang selanjut diunggah manual, atau menggunakan smartphone yang inputnya langsung masuk ke dalam databasis. Untuk Daerah Istmewa Yogyakarta sudah menggunakan metode smartphone seluruhnya. Tim Pendamping Keluarga yang ada di setiap kalurahan menjadi pelaku verval di lapangan dengan supervisi oleh penyuluh KB Kecamatan.

 

Penulis : FX Danarto SY

Post Terkait