Tidak Malu, Pria-Pria Ini Malah Mengaku Bangga Divasektomi

YOGYAKARTA—Sejumlah pria secara berkelompok mendatangi kantor Perwakilan BKKBN DIY. Saat banyak pria takut mendengar kata “vasektomi”, pria-pria tersebut secara terbuka mengaku telah menjalaninya dan berusaha mengajak lebih banyak pria untuk divasektomi. Vasektomi merupakan metode KB bagi pria yang dilakukan dengan memotong dan mengikat saluran sperma sehingga tidak mungkin lagi dapat menghamili pasangannya.

Sebanyak 5 kelompok dari kabupaten/kota di Daerah Istimewa Yogyakarta tengah mengikuti kegiatan Apresiasi Kelompok KB Pria 2025 di Ruang Widya 1 Perwakilan BKKBN DIY di Jalan Kenari Timoho Yogyakarta, 12/08/2025. Kegiatan ini merupakan bentuk penghargaan atas kerja keras para pria tersebut dalam meningkatkan kesertaan berKB di kalangan para pria.

Diketahui cara berKB bagi pria lebih terbatas dibanding wanita, hanya dengan kondom atau dengan vasektomi saja. Sedangkan metode lain yaitu berpantang hubungan seksual (absentia) jika istri dalam masa subur dan sanggama terputus (coitus interruptus) tidak dianjurkan. Kedua cara tersebut selain membutuhkan pengendalian diri yang besar dari suami dan istri, juga tidak dijamin sepenuhnya mencegah kehamilan.

 

 

Dalam kegiatan ini 5 Kelompok KB Pria tersebut memaparkan kegiatannya dan mendapatkan pertanyaan serta penilaian dari 3 orang juri. Mereka adalah dokter spesialis urologi RSUP dr. Sardjito, Sakti Brojonegoro, Budi Sartono dari Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk DIY, serta Susilo Widodo, Ketua Kelompok KB Pria Terbaik Nasional 2023.

Setelah melalui proses penilaian, terpilih Kelompok KB Pria PERKASA Kota Yogyakarta yang akan mewakili DIY dalam apresiasi tingkat nasional. Kelompok KB Pria PERKASA dibentuk 2010 di Kemantren Gondomanan. Kelpmpok ini memanfaatkan media sosial Instagram untuk media promosi (@kbpria_perkasagm) dan siaran di Radio Komunitas Pasar Beringharjo. Peringkat kedua diraih Kelompok KB Pria Amanah (Kulon Progo) dan peringkat ketiga Kelompok KB Pria Arjuna (Bantul).

 

 

“Sudah selayaknya KB Pria baik dengan kondom maupun vasektomi perlu lebih ditingkatkan kesertaannya,” ujar MZ Fathurachman, Ketua Tim Kerja KBKR sebagai penanggung jawab kegiatan. Menurut Fathurachman, metode KB Hormonal (Pil, Suntik, IUD, dan Implant) tidak lepas dari efek samping yang tidak semua wanita dapat menoleransinya. KB Hormonal pada dasarnya mengintervensi keseimbangan hormon tubuh, dan respon tubuh berbeda untuk tiap indvidu. Sedangkan KB non hormonal bagi wanita (IUD) yang menempatkan benda asing dalam rahim juga tidak bebas dari efek samping bagi sebagian wanita.

Sementara metode operasi bagi wanita  (tubektomi/sterilisasi) memiliki faktor risiko jauh lebih tinggi dari vasektomi pria. Tubektomi merupakan tindakan operasi dengan membuka rongga perut untuk memotong dan mengikat saluran telur. Sedangkan  vasektomi hanyalah operasi kecil pada organ di luar rongga tubuh pria, dilakukan dengan memotong dan mengikat saluran sperma yang ada di kantong buah zakar (testis).

Apresiasi Kelompok KB Pria dibuka dan diberi pengantar oleh Sekretaris Perwakilan BKKBN DIY Rohdhiana Sumariati. Menurut Rohdhiana, KB bukan hanya urusan ibu-ibu saja seperti anggapan selama ini. Tentu saja ada peran bapak dalam kehamilan sehingga perencanaannya  termasuk pengaturan atau pencegahan kehamilan juga menjadi tanggung jawab para bapak. Tercatat kesertaan KB Pria di DIY masih tergolong rendah. (*)

 

Penulis : FX Danarto SY

 

Post Terkait