KULON PROGO –Kepala BKKBN Hasto Wardoyo mengingatkan resiko perkawinan dini serta seks bebas dan seks pra nikah di kalangan remaja. Hal ini disampaikan Hasto Wardoyo pada kegiatan Sosialisasi Dan KIE Program Bangga Kencana Bersama Mitra Kerja di Tabebuya Cafe Jalan Sanun Wates Kulon Progo, Rabu (22/3/2023).
Turut hadir dan memberikan sosialisasi Ketua DPRD Kulon Progo Akhid Nuryati, Ayah Genre Kulon Progo Fajar Gegana, dan Kepala Dinas Pemberdayaan Desa Pengendalian Penduduk dan KB (DPDPP DAN KB) Kulon Progo Ariadi
‘Semakin kesini ternyata remaja-remaja itu berhubungan seks semakin awal” demikian Hasto Wardoyo mengawali pengarahannya. Hasto memaparkan data bahwa 5,4% remaja putri usia 15 tahun pernah berhubungan seks, dan sampai dengan umur 18 tahun, sebanyak 11,8% pernah berhubungan seks. Sedangkan pada remaja pria angkanya lebih tinggi lagi. Hal ini terjadi karena pola pergaulan antar lawan jenis dan pengaruh media sosial sangat kuat di kalangan remaja.
Hasto mengajak para remaja untuk memahami bahwa hubungan seks dan kehamilan pada usia yang terlalu dini banyak membawa dampak buruk bagi kesehatan remaja dan bayi yang dikandungnya. Remaja putri yang masih dalam masa pertumbuhan apabila hamil pertumbuhan badannya akan terganggu karena kalsium bahan penyusun tulangnya tersedot untuk tumbuhnya janin, sehingga remaja tersebut akan mengalami pengeroposan tulang yang lebih awal. Persalinannya juga rawan disebabkan panggulnya masih sempit karena belum mencapai pertumbuhan maksimalnya. Maka Hasto mengajak remaja Genre untuk menjadi duta dalam mengkampanyekan menjauhi seks bebas.
“Karena kalau yang mengkampanyekan yang tua-tua seperti saya, sering tidak nyambung, tapi kalau yang muda-muda ini kampanye terhadap teman-temannya sendiri pasti akan lebih nyambung” demikian ajakan Kepala BKKBN kepada para remaja dan Duta Genre Kulon Progo yang hadir di kegiatan ini. Harapannya jika kesehatan reproduksi remaja terjaga dengan baik maka bila tiba saatnya berkeluarga dan hamil, anaknya tidak mengalami stunting. Hasto juga menambahkan bahwa kunci cegah stunting adalah konsumsi protein hewani, terutama ikan yang merupakan sumber protein yang lebih bagus dibanding daging sapi yang lebih mahal.
Diantara sejumlah dampak buruk stunting, Ketua DPRD Kulon Progo Akhid Nuryati dalam materi sosialisasinya menekankan keprihatinannya terhadap tingkat intelgensia yang rendah dari anak-anak beresiko stunting. Hal ini merupakan ancaman bagi masa depan bangsa. Sedangkan Kepala DPDPP dan KB Ariadi dalam pengantar pertemuan memberikan pengertian dan tujuan pembentukan Duta Genre di tingkat kalurahan.
Senada dengan Hasto Wardoyo, terkait pola pergaulan remaja Fajar Gegana sebagai Ayah Genre menambahkan bahwa remaja jangan malu disebut jomblo. Jomblo bukan kaarena tidak laku tetapi karena sedang merencanakan masa depan yang lebih baik, termasuk dalam hal pergaulan dengan lawan jenis. Berkaitan dengan ajakan Kepala BKKBN agar remaja aktif berkampanye mengenai kesehatan reproduksi dan pergaulan sehat, Fajar mengharapkan perwakilan lurah yang tergabung dalam Paguyuban Lurah se Kulon Progo Bodronoyo agar bisa segera membentuk Duta Genre sebanyak dua orang di setiap Kalurahan, sesuai program BKKBN. Merekalah yang nanti akan menjadi teman curhat atau konselor sebaya bagi remaja di lingkungannya.
Setelah Kegiatan Sosialisasi Dan KIE Program Bangga Kencana Bersama Mitra Kerja yang dimulai sejak pagi ini berakhir, para narasumber bergerak menuju Coffe and Resto Tinitah Alam di Kapanewon Girimulyo untuk melakukan sosialisasi yang sama kepada Remaja Genre di Kapanewon Girimulyo dan kapanewon lainnya.
Hadir bersama kepala BKKBN dalam rangkaian kegiatan ini, Direktur Komunikasi Informasi dan Edukasi BKKBN Eka Sulistia Ediningsih, Direktur Bina Ketahanan Remaja Victor Palimbong, dan Kepala Perwakilan BKKBN DIY Shodiqin.(DSY)