Sikap Ngayemi Dan Ngayomi Sebagai Salah Satu Upaya Percepatan Penurunan Stunting di Bantul

YOGYAKARTA- Kepala Perwakilan BKKBN DIY Dra Andi Ritamariani beserta jajaran melaksanakan audiensi kepada Wakil Bupati Kabupaten Bantul Joko Purnomo terkait dengan Program Banggakencana dan Percepatan Penurunan Stunting yang bertempat di Ruang Kerja Wakil Bupati, Komplek Pemda I Bantul, Kamis (15/2/2024). Audiensi ini dilaksanakan sebagai tindak lanjut dari hasil capaian Program Banggakencana dan percepatan penurunan stunting pada tahun 2023.

Ritamariani mengungkapkan capaian TFR khususnya di Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 2023 yakni 1,8 menurut hasil PK23 dan sudah dibawah target rata rata nasional 2,1. Namun hal ini menjadi pr baru untuk terus berupaya menjaga pertumbuhan penduduk yang seimbang dan berkualitas.

“Hasil PK23 yang menunjukkan penurunan angka TFR harus terus dijaga keseimbangannya agar tidak terjadi penurunan ekstrem, karena angka perempuan melahirkan khususnya di DIY sudah cukup rendah” ujar Ritamariani. Disampaikan pula terkait TPK (Tim Pendamping Keluarga) yang dapat diberdayakan sebagai salah satu upaya percepatan penurunan stunting. “Keberadaan TPK di wilayah desa dapat diberdayakan untuk bisa mengedukasi masyarakat terkait pencegahan stunting karena perekrutan anggota juga dari masyakarakat sekitar sehingga dimungkinkan untuk lebih didengar” tambahnya.

Joko Purnomo, Wakil Bupati Kabupaten Bantul menyampaikan rasa terimakasih kepada Perwakilan BKKBN DIY yang sudah meluangkan waktu untuk melaksanakan pertemuan ini dan memberi perhatian kepada Kabupaten Bantul terkait capaian dari program yang terlaksana. Joko mengungkapkan bahwa dalam upaya penyelesaian persoalan penurunan stunting dibutuhkan identifikasi ekstra pada masyarakat Bantul.

Aparatur negara diharapkan dapat berupaya melakukan anjangsana secara informal untuk bisa lebih dekat dengan masyarakat sehingga memahami bagaimana kondisi psikologis mereka. Masyakarakat akan lebih terbuka tentang apasaja permasalahan yang dihadapi ketika terdapat orang yang memiliki status sosial mau berkunjung dan mendengarkan secara langsung. Hal inilah yang selalu ditekankan kepada para Tim Pendamping Keluarga (TPK) di Kabupaten Bantul. “Harus bisa menerapkan prinsip ngayomi dan ngayemi, bagaimana memberikan rasa aman serta perlindungan melalui pendampingan. Karena pendekatan psikologis ini penting sebagai salah satu metode sosialisasi humanis di tengah problematika yang dihadapi masyarakat” ungkap Joko. Pada pertemuan ini Wakil Bupati juga memaparkan sebuah konsep yang diharapkan akan terwujud bagi keberlangsungan Ibu Hamil melalui program pemberdayaan.

“Selama ini sudah banyak sosialisasi dan penyuluhan tentang bagaimana pencegahan penurunan stunting, namun semua itu tidak bisa terwujud apabila keadaan ekonomi sasaran masih dibawah rata-rata. Sehingga, kami berupaya memberikan terobosan bagi ibu hamil untuk menghasilkan karya sendiri dan dapat mandiri secara finansial” tandas Joko. Selain itu pihaknya menyampaikan upaya dalam hal kebersihan lingkungan, bekerjasama dengan perangkat desa untuk bisa menyediakan padukuhan layak anak. Diharapkan berbagai upaya yang dilakukan dengan keterlibatan lintas sektor ini dapat berjalan secara masif dan berkelanjutan untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045.

Penulis : Cinthia
Editor : FX Danarto SY

Post Terkait

Leave a Comment