YOGYAKARTA — Saat ini banyak dijumpai bapak-bapak muda yang sampai mengalokasikan sebagian pendapatan bulanannya untuk menikmati hobi. Ya, tanggungan hidup belum terasa karena belum punya anak atau anak masih kecil. Sedangkan semangat kerja sedang dalam puncak karena masih usia muda dan enerjik sehingga penghasilan terasa banyak lebihnya dibanding pengeluaran.
Hobi gowes atau bersepeda, jika dituruti duit berapapun bisa terasa kurang. Sepeda hobi ini ada yang berharga puluhan bahkan ratusan juta, melebihi harga mobil keluarga termurah. Belum asesoris seperti pakaian khusus, helm, dan berbagai suku cadang after marketnya. Hobi mancing, audiophile (menikmati audio kelas atas) adalah sebagian dari jenis hobi yang juga bisa menguras kantong jika mengejar peralatan terbaik dan bergengsi yang jelas mahal.
Adalah Mohamad Iqbal Apriansyah, Kepala Perwakilan BKKBN DIY, yang terbersit ide untuk mengingatkan kaum bapak-bapak muda ini agar tidak melupakan mengalokasikan belanja yang cukup bagi pemenuhan gizi istri yang tengah bersiap atau sedang hamil serta anak yang dilahirkan, agar tidak mengidap stunting.
Iqbal sendiri adalah seorang bapak muda yang enerjik dan belum lama ini dipromosikan sebagai Kepala Perwakilan (Kaper) BKKBN DIY. Iqbal juga memiliki putri bungsu berusia 3 tahun. Ya, Iqbal pun termasuk golongan bapak muda yang senang menggeluti hobi travelling.
Tak membuang waktu, Kaper muda ini segera memanggil Tim KIE dan Humas untuk merumuskan bagaimana idenya mengingatkan bapak-bapak muda ini bisa terwujud.
“Saya sadar, ide ini juga merupakan peringatan bagi saya pribadi yang punya hobi traveling. Kadang tidak terasa banyak juga ya yang saya belanjakan untuk hobi ini” aku Iqbal.
Setelah berdiskusi dengan Tim, disepakati untuk menggunakan program TVRI Yogyakarta “Angkringan” yang banyak digemari masyarakat Yogyakarta, Jawa Tengah bahkan Jawa Timur. Juga penutur bahasa Jawa yang tinggal di luar pulau bahkan luar negeri yang bisa mengakses program Angkringan secara daring ini.
Ide cerita sebenarnya sederhana. Seorang Angkringers (sebutan bagi pelanggan angkringan) yang nakal, Dalijo, mengakali tiga temannya yang punya hobi lumayan mahal. Mereka adalah Aldo Iwak Kebo yang hobi berburu dan baru saja membeli senapan lengkap dengan teleskop dan peredam, Rio Srundeng sang pemilik angkringan yang memamerkan alat pancingnya yang canggih, serta Ari Kenyut yang memelihara burung perkutut bersuara bagus.
Dalijo menakuti-nakuti Aldo Iwak Kebo bahwa bila berani menembak hewan buruan akan mendapatkan karma anak yang akan dilahirkan istrinya nanti menjadi anak stunting. Aldo yang termakan ketakutan karangan Dalijo terpaksa merelakan senapan mahalnya dibeli murah oleh Dalijo demi anaknya nanti terhindar stunting.
Demikian pula dengan Srundeng yang berhasil dibuat takut alat jika pancingnya melukai makhluk hidup (ikan) maka akan memiliki keturunan stunting, sehingga dengan suka rela alat pancingnya dibeli murah oleh Dalijo.
Terakhir Ari Kenyut juga ditakut-takuti Dalijo bahwa hobinya menjadikan burung yang alamiahnya terbang bebas menjadi terkekang dalam sangkar itu akan mendatangkan karma. Dikhawatirkan nanti keturunannya juga terhambat pertumbuhan badannya dan menjadi stunting. Burung sekalian sangkarnya kemudian dibeli sangat murah oleh Dalijo yang berlagak pahlawan cegah stunting bagi Ari Kenyut.
Untungnya ketiga korban kelicikan Dalijo ini bertemu dengan Kepala Perwakilan BKKBN DIY, Iqbal, yang kebetulan mampir di angkringan sepulang kerja. Kepada mereka dan pengunjung angkringan lainnya Iqbal menjelaskan bahwa stunting itu adalah kegagalan tumbuh kembang akibat kekurangan gizi kronis (dalam waktu lama) yang dialami ibu sebelum dan selama hamil, dan/atau dialami bayi setelah dilahirkan. Selain itu stunting juga bisa disebabkan karena infeksi berulang yang diderita bayi.
“Jadi tidak ada tuh, kaitannya dengan hobi bapak-bapak ini,” jelas Iqbal. Ketiga korban Dalijo ini sangat berterima kasih mendapatkan pencerahan dari orang nomor satu di BKKBN DIY. Mereka ingin membuat perhitungan dengan Dalijo.
Belum sempat ketiganya bergerak, tiba-tiba datang Dalijo tergopoh-gopoh ke angkringan dengan muka lebam dan baju sobek lantaran dihajar sang istri. Terengah-engah Dalijo menjelaskan bahwa uang 300 ribu yang digunakannya untuk membeli pancing, senapan, dan burung masing-masing 100 ribu tadi adalah uang untuk membayar arisan istri yang dititipkan agar disetorkan oleh Dalijo. Tentu saja sang istri murka karena harus keluar uang lagi dan mengurangi jatah belanja bahan makanan bergizi untuk keluarga.
Kemasan episode Angkringan kali ini juga konsisten dengan joke-joke jenaka yang mengundang tawa, yang tentunya tidak bisa penulis sampaikan di sini. Selain Dalijo dan ketiga korbannya, sejumlah bintang Angkringan lain turut bermain. Mau tahu selengkapnya? Tunggu episode berjudul “Gugon Tuhon” ini ditayangkan di Stasiun TVRI Yogykarta, Minggu 3 November 2024 pukul 17.00 – 18.00 WIB. Tonton ya!
(*)
penulis : FX Danarto SY