Pemda Sleman dan UGM Kembangkan Telur Ayam Bahagia, Kandungan Gizinya Lebih Tinggi Untuk Cegah Stunting

SLEMAN – Telur ayam menjadi pilihan utama upaya meningkatkan status gizi dalam kerangka upaya pencegahan stunting. Telur relatif murah, mudah diproduksi dan didapatkan. Selain itu alasan penting dipilihnya telur adalah karena nutrisi di dalamnya dapat diserap hingga 94 %, jauh lebih tinggi dibanding bahan pangan lain. Namun sekarang sedang dikembangkan telur ayam bahagia. Bahan pangan alami yang dalam proses prioduksinya mengalami perlakuan khusus dengan maksud meningkatkan fungsionalitasnya sebagai bahan pangan.

Telur ayam bahagia, adalah telur yang dihasilkan dari ayam sehat yang diternakkan atau dipelihara dengan memperhatikan “kesejahteraan” atau animal welfare sang ayam, minim antibiotika dan obat, serta diberikan nutrisi tambahan untuk meningkatkan kesehatan ayam dan nilai fungsionalitas telurnya. Telur yang dihasilkan oleh ayam yang diperlakukan demikian terbukti memiliki kandungan nutrisi yang lebih baik, sehingga sangat sesuai untuk program pencegahan stunting. Ayam bahagia penghasil telur bahagia hidup tanpa kungkungan, jadi bebas berberak sehingga tidak stress. Karena merasa bahagia dan gizinya sangat baik, ayam mampu memghasilkan telur yang lebih baik pula.

Sebagaimana disampaikan Wildah Solichin, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Sleman, saat ini Pemerintah Kabupaten Sleman bersama Fakultas Peternakan UGM sedang mengembangkan Telur Ayam Bahagia ini untuk meningkatkan status gizi masyarakat dan berkontribusi dalam dpercepatan penurunan angka stunting.

Hal tersebut disampaikan Wildan saat menjadi pembicara pada acara promosi dan KIE program percepatan penurunan stunting di wilayah khusus bersama mitra kerja, Sabtu (20/01/2024) bersama BKKBN di Demangan Maguwoharjo Sleman. Wildan menyampaikan KIE bersama Inspektur Utama (Irtama) BKKBN Ari Dwikora Tono dan Kepala Perwakilan BKKBN DIY Andi Ritamariani. Hadir pula mitra kerja dari Komisi IX DPR RI, Sukamto. Kegiatan KIE ini diikuti para pamong pemerintahan desa di Kapanewon Depok, tokoh agama dan tokoh masyarakat, ibu-ibu kader KB, serta kaum remaja sejumlah 200 orang.

Sebagaimana diketahui, stunting disebabkan kekurangan asupan gizi dalam jangka waktu lama. Oleh karena itu upaya mencegahnya adalah dengan memberikan asupan gizi yang lebih baik kepada ibu hamil dan baduta terindikasi stunting. Mereka perlu diberikan asupan gizi khususnya protein yang lebih tinggi dari kebutuhan gizi normal agar bisa mengejar kenaikan status gizinya.

Telur ayam bahagia yang sedang dikembangkan UGM ini memiliki sejumlah keunggulan. Uji kandungan gizi menunjukkan bahwa kandungan protein putih telur atau albumennya 11% lebih tinggi dari telur biasa. Hal ini mengindikasikan bagian-bagian protein yang mengandung senyawa bioaktif semakin tinggi. Demikian pula kandungan kolesterol pada bagian kuning telur 45% lebih rendah dibandingkan telur biasa.

Produk telur ayam bahagia yang dikembangkan oleh Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan pemerintah Kabupaten Sleman ini telah dimanfaatkan untuk mengatasi kasus anak-anak stunting yang lahir dari ibu hamil dengan status kekurangan energi kronis (KEK). Dilansir dari situs troboslivestock.com, ibu hamil KEK yang diberikan asupan telur ayam bahagia 2 butir per hari menujukkan hasil 40 % ibu hamil tersebut sudah mentas dari status KEK dalam 90 hari. Selain itu, 62 % bayi yang lahir terhindar dari risiko stunting. Wildan berharap telur ayam bahagia dapat lebih diangkat, ditingkatkan produksinya dan diperluas distribusinya bagi keluarga dan anak rawan stunting.

Sementara itu Irtama BKKBN Ari Dwikora Tono kembali menegaskan perlunya stunting diperangi. Menurutnya bukan tanpa alasan kuat stunting mendapatkan perhatian serius dari BKKBN yang ditugaskan mengkoordinir pengentasan stunting berbasis keluarga ini.

“Bukan hanya masalah kesehatan saja, namun (permasalahan stunting) ini merupakan ancaman bagi masa depan bangsa” demikian Ari mengingatkan.
“Anak cucu kita yang akan memimpin bangsa ini ke depannya harus disehatkan sejak sekarang. Sejak remaja calon ibu dan calon bapak, dari sejak hamil, dan sejak anak-anak usia bawah dua tahun” tambah Ari. Menurutnya mencegah stunting lebih utama dan lebih mudah daripada mengentaskan yang sudah terlanjur stunting.

Senada dengan Irtama, Kepala Perwakilan BKKBN DIY Andi Ritamariani berpesan kepada para peserta bahwa terkait permasalahan stunting ini 4 hal yang harus dipahami adalah apa itu stunting, apa penyebabnya, apa akibatnya, dan bagaimana mencegahnya. Ditekankan oleh Ritamariani bahwa strategi pencegahan yang tepat adalah mencegah dari hulu, atau mencegah sedini mungkin.

Penulis: FX Danarto SY

Post Terkait

Leave a Comment