YOGYAKARTA — Menyadari pentingnya peran media dalam mengkampanyekan program bangga kencana dan percepatan penurunan stunting, Kepala Perwakilan BKKBN DIY Andi Ritamariani mengundang sejumlah awak media elektronik, cetak, dan online untuk menyampaikan hasil evaluasi kinerja 2023, serta target dan sasaran 2024. Pertemuan yang dikemas dalam bentuk konferensi pers ini dilaksanakan (Rabu, 24/01/2024) bertempat di Ruang Kencana, Kantor Perwakilan BKKBN DIY di Jalan Kenari 58 Timoho.
“Dari 7 hasil pengukuran Indikator Kinerja Utama (IKU) tahun 2023, hanya satu IKU BKKBN DIY yang tidak memenuhi target, yaitu Indek Pembangunan Keluarga (iBangga), sedangkan 6 IKU lainnya capaiannya melebihi target,” demikian disampaikan Ritamariani. Indikator tersebut adalah Indeks Pembagunan Keluarga yang walau lebih baik dari tahun sebelumnya menjadi 64,12 pada 2023, belum mencapai target. Namun BKKBN DIY tidak berkecil hati, karena dengan capaian tersebut iBangga DIY berada pada peringkat 5 Nasional.
Sedangkan 6 indikator lainnya yang telah melebihi target dan/atau lebih baik dari tahun sebelumnya adalah Angka penggunaan kontrasepsi modern, dari target 56,01% tercapai 58,2%. Sedangkan Peserta aktif penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) sebesar 42,3% (peringkat 3 nasional). Kontrasepsi jangka panjang terdiri dari IUD, Implant, serta Tubektomi bagi wanita dan Vasektomi bagi pria. MKJP lebih didorong penggunaannya daripada non MKJP (suntik, pil, dan kondom) karena tingkat kegagalan dan putus pakainya lebih rendah.
Sementara itu Unmet need atau kebutuhan berKB yang tidak terpenuhi berhasil diperkecil menjadi 14,2% (dari 19,55%). Sedangkan Median Usia Kawin Pertama pada Wanita naik dari 23,0 tahun menjadi 23,5 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa program Pendewasaan Usia Perkawinan/pencegahan perkawinan usia dini telah berhasil. Selanjutnya Jumlah keluarga terjangkau program mencapai target dengan angka capaian 79,49 (naik dari 79,26), demikian pulau tingkat putus pakai pemakaian kontrasepsi naik dari tahun 2022 menjadi 23,1.
Kaper BKKBN DIY menegaskan bahwa media merupakan partner utama BKKBN dalam penyebarluasan informasi. Oleh karenanya pihaknya mengharapkan support dan masukan dari para awak media. Andi Ritamariani yang didampingi Ketua Tim Kerja Hubuangan Antar lembaga, Advokasi dan Kehumasan Rohdhiana Sumariati juga menjelaskan mengenai penyederhanaan birokrasi di instansinya. Jika sebelumnya ada 34 Tim Kerja karena merupakan transisi dari struktur lama, disederhanakan menjadi hanya 11 Tim Kerja saja mulai 1 Januari 2024 lalu. Diharapkan pelayanan dan kinerja dapat semakin meningkat dengan penyederhanaan sistem kerja ini.
Andi Ritamariani juga menyampaikan mengenai data capaian program sampai akhir Desember 2023, Kinerja Keuangan dan Anggaran, serta Target Kinerja 2024. Dari kinerja keuangan yang dipaparkan terungkap kinerja BKKBN DIY yang tinggi. Serapan Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik sebesar 97,33% lebih tinggi dari serapan nasional yang ahanya 93,05%. Sedang untuk DAK non Fisik sebesar 93,94% juga di atas serapan nasional 89,66%.
Selanjutnya mengenai capaian program Percepatan Penurunan Stunting, selama 2022 DIY berhasil menurunkan angka stunting sebesar 0,9 persen menjadi 16,4 persen. Harapannya pada 2023 penurunannya dapat mencapai 2 persen, namun pengukuran oleh Kemenkes (dengan metode survei) belum juga diumumkan. Strategi yang ditempuh untuk menurunkan angka stunting dalah dengan meningkatkan konvergensi (keterpaduan/satu fokus) OPD dan pemangku kepentingan lainnya, serta dengan penguatan upaya di lini lapangan melalui Tim Pendamping Keluarga dan pelibatan masyarakat dan korporasi sebagai Bapak/Bunda Asuh Anak Stunting.
Hadir dalam Forum Jurnalis ini para awak media baik cetak, elektronik, maupun televisi dan radio yang antusias menanggapi paparan Kepala Perwakilan. Rencananya pertemuan semaacam akan rutin digelar setiap bulan untuk menyampaikan isu-isu yang muncul dalam program Bangga Kencana dan Percepatan penurunan stunting.
Penulis: FX Danarto SY