Yogyakarta – Perwakilan BKKBN DIY melaksanakan kegiatan Bimbingan Teknis dan Rapat Koordinasi Internal Program Bangga Kencana dan Percepatan Stunting Daerah Istimewa Yogyakarta. (10/6)
Kegiatan ini dihadiri langsung oleh Kepala BKKBN RI Dr.(H.C) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG(K) dan diikuti oleh seluruh ASN Perwakilan BKKBN DIY sejumlah 94 orang dan Satgas Percepatan Penurunan Stunting baik dari Provinsi maupun yang ada di 5 kabupaten/ Kota sejumlah 9 orang.
Dalam sambutannya Plt. Kepala Perwakilan BKKBN DIY Mohamad Iqbal Apriansyah, SH, M.PH menyampaikan pentingnya koordinasi internal untuk saling memberikan informasi terkait capaian ataupun tantangan dan hambatan dalam pelaksanaan program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting.
Iqbal menuturkan bahwa capaian DIY sampai dengan data bulan April 2024 untuk Cakupan Laporan Pelayanan KB sudah mencapai : 98,44%. Untuk Capaian Peserta KB Baru : 24,60 % dari target dan untuk capaian Pemakaian Kontrasepsi Modern (mCPR) : 65,43 % dari target 58,20%. Selain itu persentase Unmetneed : 13,02 % dari target 15,20%.
Untuk Laporan kelompok kegiatan di DIY BKB (Bina Keluarga Balita) sudah mencapai 97,78%, BKR (Bina Keluarga Remaja) 98,74%, BKL (Bina Keluarga Lansia ) 98,86%, UPPKA (Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor) sebanyak 99,67%, PPKS sebanyak 100%, Balai Penyuluh 100% dan PPKBD 97,03%.
Sedangkan untuk Tim Pendamping Keluarga (TPK) DIY memiliki 5556 TPK dengan rincian 687 untuk Kabupaten Kulon Progo, 1218 Kabupaten Bantul, 1068 di Gunungkidul, 2088 di Sleman dan 495 untuk Kota Yogyakarta, tutup Iqbal dalam laporannya.
Kepala BKKBN RI yang akrab dipanggil dokter Hasto dalam arahannya menyampaikan bahwa penurunan angka stunting akan menunjang pencapaian program Bangga Kencana yang lainnya. Zero Stunting untuk dicapai tidaklah mudah akan tetapi jika bisa mencapai di nilai 5% merupakan sesuatu yang sangat luar biasa.
Salah satu upaya dalam percepatan penurunan stunting ini adalah dengan mengoptimalkan kinerja satgas Percepatan Penuruan Stunting di tiap wilayah.
“Kehadiran satgas harus memberikan aura yang positif bagi program PPS” ujar dokter Hasto. Selain ia juga menyampaikan bahwa Satgas dalam bekerja harus menguasai data untuk menyusun kinerja, strategi dan intervensi bagi program PPS ini.
Komunikasi dengan tim pendamping keluarga (TPK) diwilayah kerja masing – masing harus dilakukan secara intens baik menggunakan media komunikasi grup ataupun pertemuan langsung. Satgas PPS harus aktif dalam mencari data informasi dari seluruh TPK dan instansi terkait.
Jika terjadi suatu masalah ataupun kendala dalam pekerjaan hendaklah jangan menyalahkan pihak lain atau budaya “ The Enemy IS Out There.”
“Jangan jadi orang yang suka “Joyo Endo” atau yang selalu melimpahkan kesalahan pada orang lain” ujar dokter Hasto. Pihaknya mengajak untuk selalu introspeksi diri sendiri untuk bersama- sama memperbaiki segala kesalahan dan mencari solusi dari setiap masalah untuk mencapai tujuan dari program yang sudah di tetapkan.
Dokter Hasto juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh tim kerja yang sudah berupaya semaksimal mungkin dalam meningkatkan kinerja dan pencapaian target. “Optimalkan program yang sudah ada, saling bekerjasama dan berinovasi dalam setiap pekerjaan,” pungkas dokter Hasto.
Penulis : Dewi Setyarum Mayasanti