KULON PROGO, BKKBN — Ratusan warga masyarakat menyemut di Alun-Alun Wates, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Sabtu (20/7/2024) di pagi itu, memang berbeda dari hari Sabtu biasanya. Ada acara khusus yang digelar Kantor Perwakilan BKKBN Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta di lokus tersebut.
Setidaknya, saat itu warga masyarakat yang memadati Alun-Alun Wates larut dalam kegembiraan senam bersama dilanjutkan dengan jalan sehat keluarga.
Hari itu BKKBN DIY punya gawe akbar yaitu menandai puncak peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-31 Tahun 2024 Tingkat Provinsi DIY, dan juga menggelar kegiatan berbasis masyarakat.
Berduyun-duyun warga masyarakat datang bersama keluarga. Tak ingin tertinggal, sebanyak 50-an UMKM, Kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor (UPPKA) dan Desa Prima —
yang menempati stand di sepanjang sisi kiri kanan lokasi acara — ‘berkompetisi’ menjajakan produksi mereka, sejak sehari sebelumnya. Menjadikan alun-alun kabupaten beribukota di Kecamatan Wates ini semakin semarak.
Adalah Yuni Rahmatika, warga Kulon Progo, ikut juga merasakan meriahnya kegiatan sepanjang Sabtu ini. Kegiatan tersebut diadakan sehari sebelum puncak peringatan Harganas 2024 Tingkat Provinsi DI Yogyakarta, yang akan digelar di Waduk Sermo Hargowilis Kokap, Kulon Progo, Minggu (21/7/2024).
“Saya baru pertama kali ikut kegiatan yang diadakan BKKBN ini. Dan juga baru tahu kalau Indonesia selalu memperingati Hari Keluarga Nasional setiap tahun sejak 31 tahun lalu,” urai staf Tata Usaha SMAN 2 Wates ini.
Bersama suami dan seorang anaknya, Yuni melangkahkan kakinya dengan cepat, di tengah keramaian peserta jalan sehat keluarga, tanpa disadari suami yang menggendong buah hatinya tertinggal cukup jauh.
“Kegiatan ini tentu positif. Menjadi salah satu strategi menyosialisasikan Harganas ke tengah masyarakat,” ujarnya sambil menghentikan langkah, menanti kedatangan suami.
Sama seperti Yuni, kehadiran Dewa, warga Wates yang bergelut mengais rejeki sebagai tenaga honorer di sebuah sekolah swasta di Kota Yogyakarta, juga ikut menjadi peserta jalan sehat keluarga. Dan tentu juga senam bersama.
Dewa datang bersama istri, Wening, bersama dua anaknya, laki dan perempuan. “Saya tahu kegiatan ini dari teman. Banyak banget pesertanya, jauh lebih banyak dari acara-acara sebelumnya yang pernah saya ikuti di Alun-alun Wates,” ujar Dewa.
Animo masyarakat yang begitu besar membuat sejumlah warga tidak kebagian kupon doorprize yang sudah disiapkan panitia. Kegiatan ini menarik karena panitia menyediakan satu unit sepeda motor, sepeda, lemari es, televisi dan beberapa lainnya sebagai doorprize.
Wening, istri Dewa, agaknya sangat paham dengan program KB. Pernah ber-KB suntik, ia pun beralih ke KB implan sejak kelahiran anak keduanya. “Target kami, cukup dua anak saja. Selisih jarak kelahiran anak saya tiga tahun. Umur anak pertama lima tahun,” ujarnya.
Wening tertarik KB implan karena ajaka dari istri Kepala Dukuh di desa tempat tinggalnya. “Dulu saya pernah menolak ber-KB. Ga berani. Takut ada efek, seperti katanya susuk implan bisa jalan-jalan (di dalam tubuh) dan tidak boleh angkat berat. Tapi setelah mendapat penjelasan, saya baru berani KB implan,” jelasnya.
● Pesan Dokter Hasto
Peserta jalan sehat keluarga dilepas Kepala BKKBN RI, dokter Hasto, yang pernah menjadi Bupati Kulon Progo dua periode. Banyak warga yang merapat ke dokter Hasto sekedar menyalami selepas acara pelepasan peserta.
Dalam pesannya kepada warga Kulon Progo, dokter Hasto menyampaikan beberapa catatan. Antara lain, pemberian ASI harus dilakukan selama dua tahun, di mana enam bulan pertama pemberian tidak boleh ditambahkan makanan pendamping ASI.
Dalam pesannya yang dipenuhi canda dan tawa, dokter Hasto juga menaruh harap agar keluarga Indonesia menjadi keluarga yang tenteram, mandiri dan bahagia. “Untuk itu jangan sampai uring-uringan dalam keluarga,” ujar dokter Hasto mengingatkan.
Persoalan ini menjadi perhatian dokter Hasto mengingat angka perceraian terbesar justru berasal dari pertengkaran-pertengkaran kecil yang terjadi berkelanjutan tanpa penyelesaian.
Dokter Hasto juga mengingatkan agar remaja menghindarkan diri dari pernikahan usia dini, seks bebas, dan narkotika.
Sementara Pj. Bupati Kulon Progo, Srie Nurkyatsiwi, berterimakasih kepada masyarakat sehingga pembangunan bertumbuh di Kulon Progo. Namun,
Kabupaten ini masih mempunyai persoalan stunting. “Akan sukses kita atasi dengan dukungan bapak ibu,” ujarnya.
Ia berharap momentum peringatan Harganas tahun ini menandai tekad keluarga-keluarga di Kulon Progo untuk membangun keluarga yang bahagia, saling menghormati, saling menghargai, dan membangun komunikasi dalam keluarga.*
Penulis: Azis
Editor: Santjojo Rahardjo