YOGYAKARTA — Prajurit TNI AD Korem 072/Pamungkas telah melakukan banyak upaya untuk membantu percepatan penurunan stunting di wilayah kerjanya, yang meliputi Daerah Istimewa Yogyakarta. Setelah sebelumnya terlibat aktif dalam Bapak/Bunda Asuh Anak Stunting (BAAS) yang memberikan bantuan telur bagi anak risiko stunting dan bedah rumah tidak layak huni, kini TNI AD kembali berkiprah dengan upaya mencukupi kebutuhan air bersih bagi keluarga berisiko stunting.
Di tingkat nasional, upaya ini merupakan tindak lanjut atas Perjanjian Kerjasama antara Kepala BKKBN RI dengan Kepala Staf TNI AD pada 10 Juli 2024 tentang Dukungan Terhadap Program TNI AD Manunggal Air Dalam Upaya Percepatan Penurunan Stunting.
Sebagaimana terungkap pada rapat persiapan di ruang Kencana Perwakilan BKKBN DIY, Rabu (28/08/2024), setelah dilakukan survei didapatkan empat titik lokasi di empat kabupaten. Sebanyak 501 Kepala Keluarga risiko stunting dengan 2.031 jiwa di lokasi sulit air akan terdampak program ini. Di Kabupaten Gunungkidul bahkan berdasarkan pengukuran dengan alat khusus dibutuhkan pengeboran mencapai 90-105 meter untuk mencapai sumber air dalam. Sedangkan di Kabupaten Kulon Progo karena ada sumber mata air maka akan dipasang pompa dan dibangun perpipaan untuk mendistribusikan air.
Dalam rapat koordinasi ini Pasi Bhakti Mayor Timotius Subanu yang mewakili Komandan Korem menyatakan kesiapan jajarannya menindaklanjuti kerjasama Mabes TNI AD dengan BKKBN ini.
“TNI tugas pokoknya menjaga keamanan dan keutuhan wilayah NKRI. Disamping itu juga turut mendukung program pemerintah lainnya” ungkap Timotius. Selain pengentasan stunting, Timotius menambahkan, TNI AD juga terlibat dalam program ketahanan pangan bersama Kementerian Pertanian.
Untuk pelaksanaan kegiatan di Daerah Istimewa Yogyakarta ini, Korem Pamungkas dan BKKBN DIY menggandeng Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) dan Rumah Zakat yang mendukung sebagian dari kebutuhan dana yang diperlukan. Jalaludin dari BAZNAS DIY mengungkapkan bahwa sebagaimana program perbaikan rumah tidak layak huni (RTLH) yang juga BAZNAS lakukan bersama TNI, kontribusi masyarakat dan pihak-pihak lain selalu muncul.
“Tenaga pelaksana gotong royong oleh masyarakat dan TNI, dan warga ada yang menyumbang pasir, batu dan sebagainya pada rehab RTLH selama ini. Pada program air bersih ini tentunya model tersebut juga kita terapkan” harap Jalaludin. Sementara itu Kepala Perwakilan BKKBN DIY Muhamad Iqbal Apriansyah dalam arahannya mengharapkan agar titik lokasi segera dapat dipastikan. Tentunya menyasar pada keluarga rawan stunting.
“BKKBN punya data kondisi keluarga risiko stunting pada titik-titik sasaran. Oleh karena itu silahkan bapak-bapak TNI untuk berkoordinasi dengan aparat kami di lapangan, yaitu para Penyuluh KB setempat. Iqbal juga mengajak untuk mempersiapkan proyek ini dengan seksama karena berdasarkan informasi yang didapatnya bahwa KSAD berencana akan meninjau langsung pada saat pelaksanaan nanti, namun lokasinya belum ditentukan. Ada kemungkinan pelaksanaan kegiatan di DIY yang akan ditinjau langsung oleh KSAD.
Rapat persiapan ini juga dihadiri utusan dari Komando Distrik Militer Kabupaten Sleman, Bantul, Kulon Progo, dan Gunungkidul. Hadir pula para Penyuluh KB yang bertugas di setiap titik lokasi program air bersih yang direncanakan serta anggota Satgas Percepatan Penurunan Stunting dari empat kabupaten lokasi kegiatan.
penulis : FX Danarto SY