Kini Walikota Jogja, Hasto Wardoyo Tetap Concern Pencegahan Stunting Dengan Program Food Bank

YOGYAKARTA — Saat menerima Kepala Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN Perwakilan DIY M. Iqbal Apriansyah dan jajarannya, Walikota Yogyakarta Hasto Wardoyo mengungkapkan program quick wins food bank yang digagasnya mendukung pengentasan stunting.

 

“Program food bank akan kami arahkan untuk juga menyasar ibu hamil dan ibu menyusui sehingga mengurangi risiko melahirkan anak stunting” sebut Walikota Hasto Wardoyo. Disebutkannya di Kota Yogyakarta banyak terdapat hotel, rumah makan, serta berbagai event kegiatan yang berpotensi menghasilkan makanan berlebih. Pihaknya akan menyiapkan cool storage yang bisa menyelamatkan makanan berlebih tersebut sebelum didistribusikan kepada warga yang menjadi sasaran.

 

Masih berhubungan dengan pencegahan stunting, Hasto menambahkan dirinya telah memerintahkan PDAM untuk menurunkan tarif pasang sambungan rumah bagi pelanggan baru menjadi hanya 500 ribu rupiah saja dari sebelumnya satu juta rupiah lebih.

 

“Tujuannya agar makin banyak masyarakat Jogja mengkonsumsi air perpipaan yang lebih sehat. Karena air sumur di Kota Jogja ini sudah banyak tercemar bakteri Coli,” ungkap Hasto. Mengkonsumsi air sumur yang telah tercemar menjadikan anak mudah atau sering menderita diare. Baduta atau anak di bawah umur dua tahun yang sering menderita diare (infeksi berulang) tumbuh kembangnya terganggu dan meningkatkan risiko stunting.

 

Dalam audiensi tersebut Walikota didampingi Sarmin, Sekretaris DP3AP2KB Kota Yogyakarta dan jajarannya. Sedangkan Kepala Perwakilan BKKBN DIY berkunjung beserta Sekretaris Badan Rohdhiana Sumariati serta sejumlah Ketua Tim Kerja. Iqbal menyampaikan harapan Pemerintah Kota Yogyakarta juga mendukung dan dapat berkolaborasi pada program-program quick wins kementeriannya yang lain selain Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (GENTING). Selain GENTING terdapat empat quick wins Kemendukbangga lainnya, yaitu Taman Asuh Sayang Anak (TAMASYA), Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI), Lansia Berdaya, dan Super Apps ‘Keluarga Indonesia’.

 

Sebelum mengakhiri pertemuan Hasto Wardoyo kembali mengingatkan untuk terus memperkuat layanan KB, walaupun angka kelahiran di Kota Yogyakarta dan DIY sudah tergolong yang terendah secara nasional.

 

“Saya rasa (kesadaran) penggunaan kontrasepsi belum saatnya diserahkan sepenuhnya kepada masyarakat untuk berKB mandiri karena menganggapnya sebagai kebutuhan,” Hasto mengingatkan. Oleh karena itu negara harus hadir dalam memberikan layanan KB supaya jangan lagi terjadi baby boomer yang akan memperberat beban kelompok usia produktif.

 

Iqbal meyakini sebagai mantan Kepala Badan Kependudukan  dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Walikota Hasto Wardoyo tentu mengenal dengan baik program-program lenbaga yang pernah dipimpinnya sebelum menjadi kementerian. Pihaknya optimis kerja sama dengan Pemerintah Kota Yogyakarta dapat dibangun untuk mewujudkan keluarga-keluarga yang berketahanan di Kota Yogyakarta. (*)

 

penulis : FX Danarto SY

 

Post Terkait