Yogyakarta/Kemendukbangga — Pergi ke pasar tradisional, biasanya pulang membawa sayur mayur dan kebutuhan dapur lainnya. Tapi jangan kaget bila pada Rabu tanggal 26 Februari 2025 ini, habis belanja di pasar ibu-ibu bisa pulang membawa pil KB. Atau bapak-bapak yang mengantar istrinya ke pasar pulangnya menenteng kondom. Sementara pengunjung lain termasuk remaja yang sedang ada di pasar dan para pekerja pasar mendapatkan penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi (kespro). Hal tersebut terjadi di Pasar Bantul dan 7 pasar tradisional lain di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Tidak perlu heran. Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN menggelar kegiatan bertajuk “Pelayanan KB dan Kesehatan Reproduksi Serentak di Pasar Tradisional” pada 26 Februari 2025 di banyak pasar tradisional di seluruh Indonesia. Di setiap kabupaten/kota aksi ini setidaknya dilaksanakan di satu pasar tradisional.
Di Pasar Bantul, kegiatan KIE Kespro dan upaya menjaring akseptor dilakukan sejak pasar mulai ramai sekitar pukul 07.00 pagi. Para Penyuluh KB dari Kapanewon Bantul serta dari kapanewon lainnya menyerbu pasar. Hasilnya, sejumlah alat kontrasepsi kondom dibagikan kepada para bapak yang mengantar istri ke pasar pagi itu, serta pil KB bagi ibu-ibu.
KIE dan konseling yang dilakukan juga berhasil menjaring calon akseptor IUD, Implant dan MOW serta MOP, yang pelayanannya dilakukan di RSUD Panembahan Senopati. Tampak hadir di Pasar Bantul Sekretaris Perwakilan BKKBN DIY Rohdihiana Sumariati beserta Ketua Tim Kerja KBKR Fathurachman, dan Kepala Dinas P3APPKB Bantul Ninik Istitarini.
Pasar tradisional dipandang sebagai salah satu lokasi yang strategis untuk mendekatkan akses layanan program KB dan Kespro. Pasar tradisional merupakan pusat interaksi sosial dan ekonomi yang ramai dikunjungi masyarakat dari berbagai latar belakang termasuk ibu rumah tangga, remaja putri, serta pedagang, buruh angkut dan pekerja pasar lainnya. Para pedagang dan pekerja pasar lainnya seperti kuli panggul, petugas kebersihan, dan keamanan pasar memiliki keterbatasan waktu untuk hadir ke fasilitas pelayanan kesehatan meskipun di lain pihak kebutuhan mereka akan layanan KB dan Kespro sangat tinggi.
“Maksud dari kegiatan ini pada intinya adalah untuk mendekatkan pelayanan KB (dan Kespro) kepada masyarakat,” demikian disampaikan Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN Wihaji saat meninjau pelaksanaan kegiatan yang dikenal sebagai “Gerebek Pasar” melalui zoom meeting dari pasar tradisional Madiun Jawa Timur.
Wihaji selain menyapa Wakil Menteri yang juga melakukan hal yang sama di Pasar Tradisional Purwakarta Jawa Barat juga berdialog dengan aparatnya yang sedang berkegiatan di pasar Deli Serdang Sumatera Utara dan Batang Jawa Tengah. (*)
Penulis : FX Danarto SY