YOGYAKARTA – Dalam rangkaian kunjungan kerjanya di Yogyakarta, Inspektur Utama BKKBN Ari Dwikora Tono, Ak., M.Ec.Dev. meninjau pelayanan kontrasepsi mantap (kontap) di RSUP Dr. Sardjito Senin, (17/07/2023). Saat dikunjungi, telah terdaftar 10 orang wanita untuk menjalani MOW (Metode Operasi Wanita) atau Tubektomi, dan satu orang pria yang akan menjalani MOP (Metode Operasi Pria) atau Vasektomi hari itu di Unit Kontrasepsi Mantab RSUP Dr. Sardjito. MOW/MOP bisa dikatakan merupakan metode kontrasepsi permanen, artinya hampir tidak bisa dilakukan tindakan untuk mengembalikan peserta agar bisa hamil atau menghamili lagi.
“Oleh karena itu calon peserta MOW/MOP harus dilakukan skrining ketat, hanya yang benar-benar sudah tidak ingin anak lagi yang bisa kami layani,” demikian penjelasan dr. Sarrah Ayuandari P.hd Sp.OG. penanggung jawab Unit Kontap saat berdialog dengan Ari Dwikora. Dokter Sarrah menerima kunjungan ini bersama dr. Sakti Ronggowardhana Brodjonegoro, Sp.U(K) yang biasa melaksanakan vasektomi bagi pria. Dokter Sarrah menjelaskan sejumlah kondisi yang pasangan usia subur untuk dicegah (secara permanen) untuk tidak punya anak lagi. Antara lain minimal sudah punya dua orang anak, atau memiliki kondisi kesehatan yang membahayakan jika hamil.
“Jadi kalau baru punya satu anak dan tidak ada kondisi medis yang membahayakan kehamilan tentu tidak akan kami layani” tambah Dokter Sarrah.
Inspektur Utama yang dalam kunjugan ini disertai Kepala Perwakilan BKKBN DIY Dra. Andi Ritamariani, M.Pd. menjelaskan bahwa bagi pasangan yang mengalami ketidakcocokan dengan berbagai alat kontrasepsi, maka metode operasi ini layak untuk dipertimbangkan. Tentunya hanya bagi pasangan yang memenui persyaratan kontrasepsi mantab sebagaimana dijelaskan Dokter Sarrah. BKKBN mendorong agar para bapak bersedia lebih berperan dalam metode operasi ini.
“MOP memiliki risiko yang jauh lebih ringan, karena operasi bagi pria ini merupakan operasi ringan dengan bius lokal saja.” demikian dijelaskan Dokter Sakti. Ditambahkannya, saluran sperma yang dipotong dan diikat berada dalam kantung zakar di luar rongga perut. Tentu saja operasi bagi kaum pria ini memiliki resiko kompilikasi yang sangat kecil dibandingkan operasi dengan tujuan yang sama pada wanita karena saluran telur wanita berada di dalam rongga perut.
Baik MOW maupun MOP yang termasuk Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJB) bersama IUD dan Implan ini merupakan dua jenis kontrasepsi yang perlu didorong capaiannya. Terutama MOP atau Vasektomi bagi pria. Data sampai dengan bulan Juni menunjukkan dari target MOP DIY tahun ini sebanyak 123 baru tercapai 20, sedang MOW dari target 1.690 belum ada separuh atau 680 saja yang terlaksana. Rendahnya capaian MOP antara lain disebabkan adanya mitos yang menganggap MOP sama dengan kebiri yang berdampak menurunkan kemampuan seksual pria.
Padahal yang dilakukan dalam MOP hanyalah memotong dan mengikat saluran mani (benih), sedangkan produksi dan saluran cairan mani sama sekali tidak disentuh sehingga tetap memproduksi cairan mani, hanya saja tidak lagi mengandung sperma (benih). Bahkan menurut testimoni atau kesaksian para peserta MOP, kemampuan seksual mereka justru meningkat mungkin karena tidak terbebani ketakutan sang istri akan hamil.
Selesai meninjau pelayanan KB di RSUP Dr. Sardjito, Inspektur Utama bersama Kepala Perwakilan BKKBN DIY Andi Ritamariani yang belum sebulan menempati pos barunya di Yogykarta ini segera menuju kantor BKKBN DIY yang tengah menggelar Rapat Pengendalian Program (Radalgram). Untuk mengawal pencapaian target kinerja, Radalgram harus rutin diselenggarakan tiap bulan agar progres capaian termonitor, dan kendala yang ditemui dapat dibicarakan dan dicarikan pemecahannya.
“Maka Radalgram harus rutin diselenggarakan oleh Perwakilan BKKBN, dan harus ada tindak lanjutnya sehingga tidak berhenti sebagai rutinitas saja” demikian arahan Inspektur Utama Ari Dwikora Tono di Ruang Kencana BKKBN DIY, di depan para peserta dari Dinas Pengelola Kependudukan dan KB Kabupaten dan Kota baik yang hadir secara luring maupun daring.
Dalam rapat pengendalian program ini sekaligus dilakukan penandatanganan naskah Perjanjian Kinerja Kepala Perwakilan BKKBN DIY oleh Andi Ritamariani disaksikan Inspektur Utama dan seluruh peserta Radalgram. Naskah Perjanjian Kinerja ini selanjutnya akan dibawa ke Jakarta untuk ditandatangani Kepala BKKBN Hasto Wardoyo, dan akan menjadi dasar untuk mengevaluasi kinerja Kepala Perwakilan BKKBN DIY. (DSY/ADPIN)