YOGYAKARTA — Hari kedua kegiatan SSTC Sharing Best Practice On Adolescent Reproductive Health Program antara Indonesia dan Malaysia yang diselenggarakan di Yogyakarta diisi dengan kunjungan ke Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) DIY di kawasan Jalan Tamansiswa, Wirogunan Yogyakarta dan Pusat Informasi dan Konseling Mahasiswa (PIK-M) Aushaf di kampus Universitas Indonesia (UII) Umbulmartani Ngemplak Sleman, Selasa (10/09/2024).
SSCT merupakan singkatan dari South To South And Triangular Cooperation (KSST, Kerjasama Selatan Selatan Triangular) wadah kerjasama negara-negara selatan yang dirintis presiden pertama Sukarno melalui Konferensi Asia Afrika di Bandung 1955 di satu pihak dengan negara maju yang dalam hal ini direpresentasikan oleh badan PBB UNFPA.
Kespro Penting Bagi Remaja, Tak Terkecuali Yang Berkebutuhan Khusus
PKBI merupakan lembaga yang berdiri dilandasi oleh kepedulian terhadap keselamatan ibu dan anak pada tahun 1957 silam. Di PKBI DIY, delegasi beranggotakan 28 remaja dan para pendamping yang dihantar panitia penyelenggara BKKBN Pusat dan DIY serta representative United Nation Population Fund (UNFPA) Giasinta Livia, disambut oleh ketua serta jajaran pengurus dan langsung disuguhi keluwesan dua penari remaja yang berkebutuhan khusus karena mengidap bisu dan tuli.
Dengan bahasa isyarat, Fai seorang penari dari Sanggar Tari Tuli (Deaf dancer) menyampaikan pendapatnya mengenai kesehatan reproduksi (kespro) di kalangan remaja berkebutuhan khusus.
“Kami anak muda, remaja berkebutuhan khusus juga memerlukan pendidikan kespro, karena belum semua terpapar akan informasi yang benar soal kesehatan reproduksi terkhusus bagi remaja seperti kami,” demikian penerjemah mengartikan bahasa isyarat yang disampaikan oleh Fai. Usai menyaksikan tarian sambutan peserta melakukan Focus Group Discussion yang mengenai program kespro remaja di masing-masing negara, mendiskusikan aktivitas yang nantinya dapat dikolaborasikan.
Setelah cukup berdiskusi dilanjutkan dengan Room Tour, dimulai meninjau ruangan yang memuat berbagai buku dan dokumentasi kegiatan PKBI DIY. Selanjutnya ruangan konseling terlihat menggunakan bean bag (bantal duduk berisi butiran-butiran kecil styrofoam) alih-alih kursi untuk kenyamanan saat konsultasi. Delegasi juga disuguhi dan mempelajari bagaimana para volunteer PKBI yang terlatih dengan menggunakan apron berisikan ragam informasi seputar kespro dan berbagai properti seperti boneka, lembar balik dan sebagainya memperagakan simulasi penyampaian KIE, sebelum melanjutkan kunjungan ke PIK-M di kampus UII.
PIK-M Aushaf UII, Muda Dan Belum Profesional Namun Bermanfaat,
Dengan diiringi alunan musik keroncong lagu yang dibawakan calon dokter Novan, remaja dari Fakultas Kedokteran UII menemani para delegasi dan seluruh hadirin santap siang sebelum memulai serangkaian kegiatan di Gedung Kuliah Umum Dokter Sardjito. dr. Febiola Tazrina Tazir, MAPS, Plt Ka Pulin BKKBN mengapresiasi anak muda yang berbakat dan mau melestarikan musik tradisional seperti yang dilakukan Novan.
Bertempat di meeting room, usai ishoma, PIK-M Aushaff menunjukkan simulasi peer konseling yang selama ini mereka praktikkan. Azis, ketua PIK-M Aushaf mengundang audience menuju center stage untuk menyaksikan KIE seputar kespro yang dikemas dengan mini drama musikal oleh Duta Genre DIY, Zaenal dan Arina. Drama musikal ini bertajuk Marriage is Scary, menceritakan seorang remaja putri yang di desak oleh pasangannya untuk menikah, karena si pria merasa sudah siap mental dan finansial. Namun menurut remaja putri ini sebelum menikah butuh banyak persiapan matang. Pernikahan akan menakutkan jika tidak direncanakan dengan baik. Tak hanya berkaitan dengan materi dan entertain di resepsi seperti catering, foto prewedding dan sebagainya. Dengan smooth kemudian remaja putri ini masuk membawakan psikoedukasi yang fokus pada kesehatan reproduksi terlebih dahulu. Kemasan KIE kekinian dari para pendidik sebaya seperti ini diyakini dapat lebih mudah diterima dan dimengerti oleh remaja Gen Z dalam menyerap informasi tentang kespro remaja dan penyiapan kehidupan berkeluarga demi mewujudkan keluarga yang berkualitas.
Sesampainya pada booth narcotics, psychotropic and addictive substances abuse, delegasi Malaysia diberikan informasi seputar upaya PIK-M memerangi Napza dibawah bimbingan Badan Narkotika Nasional. Kemudian menuju booth genre kit. Pada booth ini disajikan simulasi genre kit berupa game ular tangga dengan berbagai kuis seputar kespro di tiap pemberhentian pada permainan. Peserta tampak sangat menikmati permainan ini, tawa riuh terdengar dari seluruh peserta ketika dadu bergulir dan berhenti di kotak unjuk kebolehan berjoget.
Berpindah ke teatrikal room, Wakil Rektor Bidang Kemitraan Dan Kewirausahaan, Ir. Wiryono Raharjo, M.Arch., Ph.D menyambut baik kedatangan seluruh delegasi ini dan berharap jalinan kerjasama akan terus berlanjut. Hal yang serupa disampaikan oleh perwakilan dari UNFPA, Giasinta Livia dalam sambutannya.
Remaja Malaysia yang berkunjung ini ternyata menyimak benar presentasi seputar PIK-M Aushaf. Setelah paparan, question and answer session pun dibuka. Seorang anggota delegasi bernama Fathiha, remaja putri mahasiswi Universitas Pendidikan Sultan Idris menanyakan perihal penjagaan kerahasian dalam konseling.
“Macam mana kita nak tau ketulusan ataupun kerahasiaan itu terjaga?” kental logat Melayu Fathiha bertanya. Direspon oleh Azis ketua PIK-M Aushaf, disampaikan bahwa meski para pendidik sebaya dalam peer counseling ini semuanya masih muda serta belum menjadi profesional karena masih mahasiswa, komitmen dalam pelayanan terutama kerahasiaan identitas sangat dijunjung tinggi. Merekapun menyampaikan bahwa kegiatan konseling yang dilakukan berada dibawah arahan dan pengawasan oleh dosen psikologi yang profesional.
Head of delegates Malaysia, Ahmad Azri bin Ahmad sangat mengapresiasi upaya yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia dalam hal ini BKKBN yang dapat merangkul generasi remajanya. Banyak sekali insight yang didapatkan dari studi banding ini.
“Remaja merupakan aset masa mendatang, sebab tu kita datang kat sini bawa para remaja kita guna liat yang BKKBN buat dan nanti kita bawa studi baik ini ke Malaysia”, pungkas Ahmad. Rangkaian kegiatan hari ini pun ditutup dengan mengunjungi Candi Kimpulan yang terletak di kompleks UII Yogyakarta.
Penulis : Christin AA
Editor : FX Danarto SY