YOGYAKARTA—Ketekunan Nano Susanto, Penyuluh Keluarga Berencana (Penyuluh KB) yang bertugas di pegunungan Menoreh Kulon Progo berbuah manis. Setelah dinobatkan sebagai Terbaik Nasional pada Apresiasi Tenaga Lini Lapangan 2025 Kategori Penyuluh KB ASN, dirinya mendapat kejutan karena Sekretariat Jenderal DPR RI menugaskan Parlemen TV membuat video profil dirinya untuk ditayangkan pada siaran langsung liputan Sidang Tahunan MPR dan DPR.
Bisa dipastikan hampir seluruh stasiun tv nasional akan turut menyiarkan. Proses pembuatan video telah dimulai sejak tanggal 23 Juli dengan diskusi dan briefing oleh kru Parlemen TV, dilanjutkan take video tanggal 24 dan 25 Juli 2025 di sejumlah tempat di Kulon Progo.

Nano, panggilan akrab pria kelahiran 32 tahun lalu benar-benar menunjukkan totalitasnya dalam menjalankan tugasnya sebagai Penyuluh KB. Dari rumah tempat tinggal bersama istri dan dua anaknya di daerah Banguntapan Bantul, pagi-pagi benar Nano sudah harus berangkat menggunakan sepeda motor menembus dingin embun pagi pegunungan Menoreh Kabupaten Kulon Progo dimana Balai Penyuluhan KB Kapanewon Nangggulan tempatnya berkantor berada. Jarak yang harus ditempuhnya cukup jauh, lebih dari 30 Km.
Dedikasi tinggi itu tidak muncul begitu saja, melainkan berproses. Menurut pengakuannya, pada awal bertugas sebagai Penyuluh KB setelah diangkat sebagai CPNS dirinya sempat mendapatkan pengalaman berharga yang membuatnya berpikir ulang bagaimana harus membawa diri dalam bekerja.
“Sebagai Penyuluh baru, saya berusaha bekerja dengan mengikuti panduan secara text book. Panduan mengatakan saya harus melakukan pendataan dan pemetaan. Tapi dalam prakteknya tidak bisa begitu saja dijalankan,” Nano mengenang masa awal bertugas. Nano tidak bisa melupakan bagaimana atas sarannya kepada seorang bapak agar dia atau istrinya berKB mengingat anaknya sudah tiga orang, mendapatkan jawaban yang membuatnya terhenyak : “Lha sampeyan (Anda) itu siapa? Memangnya sampeyan yang mebiayai anak-anak saya?”

“Jawaban ini sungguh sangat pedas untuk saya sebagai penyuluh baru, yang membuat saya berpikir ulang dan merenung tentang bagaimana saya harus menjalankan tugas ini,” ungkap Nano. Dirinya kini sadar bahwa tidak bisa bekerja hanya secara text book atau berdasarkan juklak juknis semata. Pekerjaannya pada dasarnya adalah mempengaruhi sikap dan perilaku serta membangun kesadaran warga. Maka perlu menjalin hubungan dan berinteraksi secara akrab agar pesan-pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik.
Warga di wilayah kerja Nano sebagian besar memiliki mata pencaharian di bidang pertanian. Nano pun fasih berbincang tentang pertanian tanaman pangan karena rajin berdiskusi dengan sang istri Shilfiana Rahayu, ahli botani yang juga seorang dosen Program Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga. Pengetahuan tentang tanaman yang didapatnya dari sang istri menjadikannya mudah akrab dan nyambung saat berbincang dengan warga binaannya. Disamping tentu saja karena memang pembawaan Nano yang supel dan mudah bergaul. Hal tersebut sangat membantu Nano dalam menyampaikan pesan-pesan program pembangungan keluarga dan keluarga berencana, yang populer disebut program Banggakencana.

Nano samgat menyadari prestasi sebagai Penyuluh KB Teladan Nasional bukanlah prestasinya seorang diri. Nano mengaku banyak berguru dari dua penyuluh senior, Sri Mulyani dan Hermawati Sri Rejeki yang sama-sama bertugas di Nanggulan. Keduanya sangat mendukung dan membantu Nano. Nano juga tak sungkan berdiskusi dan menerima saran dari dua orang tenaga penunjang non ASN mengenai berbagai isu dan peristiwa yang terjadi di sekitar Balai Penyuluhan KB tempat mereka bermarkas.
Selain menjalin hubungan baik dengan tokoh-tokoh formal dan informal yang makin memperlancar tugasnya, Nano bersama rekan Penyuluh KB lainnya senantiasa memikirkan cara-cara baru atau inovasi untuk meningkatkan capaian kinerja program. Salah satu inovasi paling menonjol yang diprakarsai Nano bermula dari keinginannya mengkolaborasikan tugasnya sebagai Penyuluh KB dengan Kantor Urusan Agama (KUA) setempat yang menargetkan seluruh calon pengantin mengikuti Pembinaan Perkawinan (Binwin).
Gayung bersambut oleh KUA Nanggulan. Nano lantas membuat linktree, berisi berbagai materi yang perlu dipahami para calon pengantin sebelum mengikuti Binwin di KUA Nanggulan beserta kuis yang harus dijawab. Dari menjawab kuis calon pengantin akan mendapatkan form yang dinamai “Form SAMAWA” yang menjadi persyaratan untuk mendaftar Binwin. SAMAWA merupakan akronim dalam bahasa daerah (Jawa) Sampun Mantep, Wantun yang berarti Sudah Mantap dan Berani (untuk menikah). Berani tentu saja karena sudah siap. Alur sistem pendaftaran Binwin ini kemudian dinamai Inovasi SAMAWA.
Nano juga memprakarsai kerja bersama lintas sektor di Kapanewon Nanggulan dengan menggulirkan KUDU PENTING atau Kunjungan Posyandu Pencegahan Stunting. KUDU PENTING adalah Inovasi yang digagas bersama antara penyuluh KB dengan Lintas Sektoral yang tergabung dalam Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kapanewon Nanggulan. Teknisnya seluruh unsur di TPPS Kapanewon mengunjungi Posyandu yang sudah di tunjuk oleh TPPS Kalurahan, dengan tujuan untuk memberikan Advokasi, Monev dan penyampaian materi kepada peserta Posyandu.

Atas dedikasi yang konsisten dalam melaksanakan tugasnya, ayah dari Aqmar Zahwan Hamizan (6 tahun) dan Arzan Syakil Narendra (1 tahun) ini sejak mulai bertugas sebagai Penyuluh KB tahun 2019 telah mendapatkan pengakuan sebagai Penyuluh KB Terbaik II tingkat Kabupaten Kulon Progo Tahun 2024, dan tahun 2025 ini terpilih sebagai Penyuluh KB Terbaik I tingkat Kabupaten yang kemudian mewakili Daerah Istimewa Yogyakarta. Di tingkat nasional Nano Susanto mendapatkan penghargaan Terbaik Nasional (Juara I) pada Apresiasi Tenaga Lini Lapangan 2025 untuk Kategori Penyuluh KB ASN.
Penulis : FX Danarto SY