Tingkatkan Kualitas Layanan Kontrasepsi, Minimalkan Dampak Kehamilan Tidak Diinginkan Beresiko Stunting

YOGYAKARTA — Walau angka kelahiran berhasil ditekan dengan edukasi dan promosi kontrasepsi, layanan kontrasepsi di DIY tetap menjadi fokus perhatian untuk ditingkatkan kualitas layanannya. Berbagai indikator kependudukan menunjukkan bahwa program KB di DIY telah berjalan pada arah yang tepat. Angka kelahiran saat ini sebesar 1,81 mengkonfirmasi bahwa perempuan usia produktif di DIY rata-rata punya anak kurang dari dua. Secara nasional angka kelahiran masih sebesar 2,18 dengan disparitas tinggi 2,7 pada salah satu provinsi. Angka kelahiran pada perempuan muda 15-19 tahun juga menjadi yang terkecil kedua sesudah DKI yaitu hanya 6,7…

Read More

Disparitas Antar Provinsi Tinggi, Mulai 2024 Kebijakan Terkait Penurunan Angka Kelahiran Harus Diubah

YOGYAKARTA—Angka kelahiran (Total Fertility Ratio/TFR) untuk mencapai pertumbuhan penduduk yang seimbang idealnya ada di kisaran 2,1. Angka kelahiran 2,1 ini menunjukkan bahwa setiap wanita selama masa suburnya rata-rata memiliki 2,1 anak. Saat ini berkat gencarnya program KB, angka kelahiran di Indonesia berkisar pada angkat 2,18. Sejumlah daerah angka kelahirannya masih di atas 2,2 dan sebagian lagi di bawah 2,1 bahkan di bawah 2,0 seperti DIY yang angka kelahiannya 1,89. Artinya rata-rata wanita di DIY anaknya kurang dari dua. “Maka mulai 2024, kebijakan mengenai penurunan TFR tidak bisa disamaratakan antara provinsi…

Read More

Disparitas Antar Provinsi Tinggi, Mulai 2024 Kebijakan Terkait Penurunan Angka Kelahiran Harus Diubah

YOGYAKARTA—Angka kelahiran (Total Fertility Ratio/TFR) untuk mencapai pertumbuhan penduduk yang seimbang idealnya ada di kisaran 2,1. Angka kelahiran 2,1 ini menunjukkan bahwa setiap wanita selama masa suburnya rata-rata memiliki 2,1 anak. Saat ini berkat gencarnya program KB, angka kelahiran di Indonesia berkisar pada angkat 2,18. Sejumlah daerah angka kelahirannya masih di atas 2,2 dan sebagian lagi di bawah 2,1 bahkan di bawah 2,0 seperti DIY yang angka kelahiannya 1,89. Artinya rata-rata wanita di DIY anaknya kurang dari dua. “Maka mulai 2024, kebijakan mengenai penurunan TFR tidak bisa disamaratakan antara provinsi…

Read More

BKKBN latih 5.556 kader sebagai upaya Pencegahan dan Penurunan Stunting di D.I.Yogyakarta

Yogyakarta-Senin (26/2) Kepala Perwakilan BKKBN Daerah Istimewa Yogyakarta, Dra. Andi Ritamariani, M.Pd didampingi oleh Kepala Dinas P3AP2KB Kabupaten Sleman, Wildan Solichin, S.IP, MT., Kepala Bidang Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga, Muhammad Daroji, S.KM, MPH, serta Panewu Berbah, Tri Ahmariyadi, S.P., M.Si. bertempat di Balai Kelurahan Kalurahan Tegaltirto, Kapanewon Berbah, Kabupaten Sleman melakukan kick off Orientasi Tim Pendamping Keluarga (TPK). Orientasi TPK ini akan dilaksanakan sebanyak 111 angkatan dan diikuti oleh 5.556 orang kader TPK yang tersebar diseluruh kabupaten/kota di D.I.Yogyakarta. Orientasi ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan TPK dalam…

Read More

Kepala BPKP : Program KB Dan Pengentasan Stunting Bisa Gagal Bila Potensi Resiko Tidak Dikelola

YOGYAKARTA — Resiko merupakan potensi atau kemungkinan buruk yang muncul apabila sesuatu tidak dikerjkan dengan semestinya. Setiap kegiatan yang dilaksanakan pasti mengandung resiko. Demikian pula dalam melaksanakan kebijakan publik seperti program KB dan percepatan penurunan stunting memiliki banyak resiko sejak dari kebijakan sampai teknis pelaksanaan kegiatan. Oleh karena itu resiko harus dihitung dan dikelola dengan baik. Demikian inti pemaparan Kepala Perwakilan Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan DIY Adi Gemawan kepada seluruh jajaran Perwakilan BKKBN DIY, Senin (19/02/2024) di Ruang Kencana kantor yang berlokasi di Jalan Kenari 58 Timoho Yogyakarta. Sebagian…

Read More

Terima Tongkat Estafet Forum Genre Dari Ferian, Maulida Siap Kampanyekan Anti Pernikahan Dini, Seks Bebas, Dan NAPZA

YOGYAKARTA—Maulida Anita Putri, Mantan Duta Genre DIY 2019 menyatakan siap mengajak para remaja untuk menolak pernikahan dini, seks bebas, serta NAPZA. Ketiganya merupakan masalah utama yang dihadapi remaja dalam melewati masa transisi menjadi manusia dewasa. Hal itu diungkapkannya setelah secara resmi dilantik oleh Kepala Perwakilan BKKBN DIY Andi Ritamariani sebagai Ketua Forum Generasi Berencana DIY 2024 – 2026, Sabtu (17/02/2024) di Aula Kencana BKKBN DIY, di Jalan Kenari Timoho Yogyakarta. Pelantikan ini merupakan bagian dari kegiatan Fasilitasi Forum Genre tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota yang diselenggarakan oleh Tim Kerja Ketahanan Keluarga…

Read More

Sikap Ngayemi Dan Ngayomi Sebagai Salah Satu Upaya Percepatan Penurunan Stunting di Bantul

YOGYAKARTA- Kepala Perwakilan BKKBN DIY Dra Andi Ritamariani beserta jajaran melaksanakan audiensi kepada Wakil Bupati Kabupaten Bantul Joko Purnomo terkait dengan Program Banggakencana dan Percepatan Penurunan Stunting yang bertempat di Ruang Kerja Wakil Bupati, Komplek Pemda I Bantul, Kamis (15/2/2024). Audiensi ini dilaksanakan sebagai tindak lanjut dari hasil capaian Program Banggakencana dan percepatan penurunan stunting pada tahun 2023. Ritamariani mengungkapkan capaian TFR khususnya di Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 2023 yakni 1,8 menurut hasil PK23 dan sudah dibawah target rata rata nasional 2,1. Namun hal ini menjadi pr baru untuk…

Read More

101 Tahun Mengabdi, RS PKU Muhammadiyah Turut Cegah Stunting Dengan Tingkatkan Kesehatan Ibu Dan Anak

YOGYAKARTA — Memperingati miladnya yang ke 101, RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta menyelenggarakan bakti sosial (baksos) pelayanan KB Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) secara gratis bagi lebih dari seratus ibu-ibu yang semuanya mendapatkan layanan pemasangan implant (susuk) atau IUD. Baksos yang diselenggarakan Rabu, (07/02/2024) ini merupakan kerjasama RS PKU dengan BKKBN DIY. Direktur RS PKU Muhammadiyah, dr. Mohammad Komarudin, Sp.A. dalam sambutannya menyampaikan pihaknya menyadari bahwa seiring meningkatnya layanan kesehatan sejumlah negara maju seperti Cina, Singapura, Jepang mulai menurun angka kelahirannya sehingga mengambil kebijakan mendorong warganya untuk lebih banyak punya anak.…

Read More

Menjaga Jarak Kehamilan Mampu Mencegah Resiko Melahirkan Anak Stunting

YOGYAKARTA – “Kenapa BKKBN hadir memberikan edukasi kepada masyarakat untuk menjaga jarak kehamilan? Jawabannya supaya dalam satu keluarga jangan sampai ada 2 balita sehingga Ibu bisa memberikan ASI kepada bayinya secara maksimal pada 0 – 24 bulan atau 1000 Hari Pertama Kelahiran (1000 HPK), karena bayi di usia 0 – 24 bulan pertama setelah kelahiran juga merupakan masa yang rawan bagi anak terkena stunting, bila kebutuhan gizinya tidak tercukupi, demikian disampaikan oleh Kepala Perwakilan BKKBN DIY Andi Ritamariani pada Sosialisasi dan KIE Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting Bersama…

Read More

Hamil “Kecelakaan” Yang Disembunyikan Rawan Stunting, Sebabnya Karena Kehamilan Tidak Terawat

YOGYAKARTA – Pola pergaulan remaja yang keliru salah satunya dapat menimbulkan kehamilan yang tidak diinginkan (KTD) atau populer sebagai hamil karena “kecelakaan”. Karena ditutup-tutupi oleh remaja yang hamil, masyarakat sekitar bahkan orang tua dan keluarga tidak tahu bahkan sering baru tahu setelah kehamilan berusia tua atau bahkan setelah lahir. Akibatnya kehamilan tidak terawat dengan baik, asupan gizi ibu tidak memadai, dan kehamilan tidak diperiksakan. Kondisi ini sangat beresiko menghasilkan anak stunting. Hal tersebut disampaikan Ketua DPRD Kabupaten Gunungkidul Endah Subekti Kuntariningsih, SE., pada Kegiatan Sosialisasi dan KIE Program Bangga Kencana…

Read More