Penyuluh KB, Ujung Tombak Keberhasilan Sekaligus Sasaran Tembak Bila Target Tidak Tercapai

YOGYAKARTA — Penyuluh KB merupakan bagian dari BKKBN yang berhadapan langsung dengan masyarakat, sehingga menjadi ujung tombak keberhasilan Program Bangga Kencana dan Penurunan Stunting. Selain sebagai ujung tombak, mereka juga menjadi ujung tembak. Artinya jika ada tcapaian program yang kurang, mereka juga yang pertama akan menjadi sasaran tembak. Maka tim-tim kerja yang ada pada Perwakilan BKKBN harus memastikan para Penyuluh KB bekerja secara sistematis dan terarah dalam memenuhi target kinerja program di wilayah kerjanya masing-masing. Untuk mewujudkan hal tersebut, pada Selasa, 26 Maret 2024 Kepala Perwakilan BKKBN DIY Dr. Andi…

Read More

Peduli Kesehatan Reproduksi Dari Balik Jeruji Lapas Perempuan

GUNUNGKIDUL — Terdapat sejumlah alasan bagi para penghuni Lembaga Pemasyarakatan (lapas) untuk merasa bosan menjalani masa hukuman mereka,. Jangankan yang menjalani pidana bertahun-tahun, mereka yang mendapatkan hukuman kurungan beberapa bulan saja tidak bisa lepas dari kejenuhan menjalani rutinitas harian kehidupan di lapas. Para petugas lapas memang melayani dan mengupayakan aktivitas bagi para warga binaan, namun wajar dan manusiawi jika para warga binaan membutuhkan sesuatu aktivitas di luar rutinitas mereka. Oleh karena itu kunjungan baksos oleh Kepala Perwakilan BKKBN DIY Dr. Andi Ritamariani MPd. beserta jajarannya, disambut dengan sangat antusias oleh…

Read More

Latih 5.556 Anggota TPK Dari Tiap Desa, BKKBN DIY Ingin Pencegahan Stunting Jadi Gerakan Masyarakat

YOGYAKARTA — Sebagaimana diketahui, strategi pencegahan stunting dilakukan secara multi sektor. Walaupun memang stunting secara definisi adalah kondisi gizi buruk yang berlangsung lama sehingga menyebabkan gangguan tumbuh kembang anak, namun penyebab gizi buruk tersebut sangat beragam. Faktor kemiskinan paling sering dituding sebagai penyebabnya, namun bukan satu-satunya. Pola asuh yang salah, sarana prasarana kesehatan dan sanitasi serta higienitas masyarakat yang buruk juga turut berpengaruh, sehingga penanganannya harus multi sektor. Selain pendekatan multi sektor, tidak kalah penting dalam pencegahan stunting adalah pendekatan berbasis mayarakat (community based). Pencegahan stunting membutuhkan keterlibatan segenap eleman…

Read More

Percepat Penurunan Stunting, BKKBN DIY Sepakati MOU Dengan Usaha Start Up Distribusi Kebutuhan Pokok

YOGYAKARTA—Pengentasan stunting tidak bisa dilepaskan dari peningkatan status gizi masyarakat secara umum. Selain perilaku dan pola hidup serta pola makan masyarakat, perbaikan status gizi masyarakat juga dipengaruhi oleh ketersediaan dan akses pada kebutuhan pokok termasuk bahan pangan. Dalam kaitan inilah Perwakilan BKKBN DIY menyambut baik upaya Dagangan, salah satu start up yang bergerak dalam distribusi bahan kebutuhan pokok. Hal tersebut diwujudkan dalam penandatangan kesepakatan bersama di kantor BKKBN DIY, Jumat (22/03/2024). Sebagai aktualisasi dari kesepakatan ini, penandatanganan naskah kerjasama dilaksanakan sekaligus di tengah kegiatan bazar ramadan dengan menjual beragam kebutuhan…

Read More

Lansia Tetap Bisa Produktif : Panti Jompo Yang Dikunjungi BKKBN DIY Terima Pesanan Kue Olahan Para Penghuni

YOGYAKARTA—Dalam ilmu demografi, jika seseorang telah memasuki lanjut usia (lansia) maka dikategorikan dalam kelompok usia tidak produktif. Namun kenyataannya tidak selalu demikian. Di panti Lansia yang dikelola Lembaga Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia (LKS Lansia) Madania yang terletak di kawasan Potorono Bantul, para Lansia diajarkan berbagai usaha produktif di bidang perikanan, peternakan, pertanian dan usaha produksi makanan agar lansia tetap aktif dan tidak jenuh. Tentu saja jenis kegiatan dipilih yang tidak terlalu memberatkan bagi para lansia. Dalam masa ramadan ini, pihak pengelola panti menerima berbagai pesanan makanan dan kue lebaran yang…

Read More

Menghidupkan Data untuk Meningkatkan Efektivitas Program

Yogyakarta – “Menghidupkan data” tagline yang diangkat oleh Kepala Perwakilan BKKBN RI, dr. Hasto dalam Pertemuan Koordinasi dan Sinkronisasi Program Kegiatan Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting Bagi Tim Kerja Bidang Advokasi, Penggerakan dan Informasi Pusat dan Provinsi Tahun 2024” yang dilaksanakan di Hotel Melia Purosani (7/3). Dalam sambutannya, dr. Hasto menyoroti bahwa data yang akurat dan terkini menjadi kunci dalam merancang strategi, mengidentifikasi tantangan, dan mengukur dampak dari setiap intervensi yang dilakukan. Dengan menghidupkan data, diharapkan langkah-langkah yang diambil dapat lebih tepat sasaran dan memberikan manfaat maksimal serta memberikan…

Read More

Tingkatkan Kualitas Layanan Kontrasepsi, Minimalkan Dampak Kehamilan Tidak Diinginkan Beresiko Stunting

YOGYAKARTA — Walau angka kelahiran berhasil ditekan dengan edukasi dan promosi kontrasepsi, layanan kontrasepsi di DIY tetap menjadi fokus perhatian untuk ditingkatkan kualitas layanannya. Berbagai indikator kependudukan menunjukkan bahwa program KB di DIY telah berjalan pada arah yang tepat. Angka kelahiran saat ini sebesar 1,81 mengkonfirmasi bahwa perempuan usia produktif di DIY rata-rata punya anak kurang dari dua. Secara nasional angka kelahiran masih sebesar 2,18 dengan disparitas tinggi 2,7 pada salah satu provinsi. Angka kelahiran pada perempuan muda 15-19 tahun juga menjadi yang terkecil kedua sesudah DKI yaitu hanya 6,7…

Read More

Disparitas Antar Provinsi Tinggi, Mulai 2024 Kebijakan Terkait Penurunan Angka Kelahiran Harus Diubah

YOGYAKARTA—Angka kelahiran (Total Fertility Ratio/TFR) untuk mencapai pertumbuhan penduduk yang seimbang idealnya ada di kisaran 2,1. Angka kelahiran 2,1 ini menunjukkan bahwa setiap wanita selama masa suburnya rata-rata memiliki 2,1 anak. Saat ini berkat gencarnya program KB, angka kelahiran di Indonesia berkisar pada angkat 2,18. Sejumlah daerah angka kelahirannya masih di atas 2,2 dan sebagian lagi di bawah 2,1 bahkan di bawah 2,0 seperti DIY yang angka kelahiannya 1,89. Artinya rata-rata wanita di DIY anaknya kurang dari dua. “Maka mulai 2024, kebijakan mengenai penurunan TFR tidak bisa disamaratakan antara provinsi…

Read More

Disparitas Antar Provinsi Tinggi, Mulai 2024 Kebijakan Terkait Penurunan Angka Kelahiran Harus Diubah

YOGYAKARTA—Angka kelahiran (Total Fertility Ratio/TFR) untuk mencapai pertumbuhan penduduk yang seimbang idealnya ada di kisaran 2,1. Angka kelahiran 2,1 ini menunjukkan bahwa setiap wanita selama masa suburnya rata-rata memiliki 2,1 anak. Saat ini berkat gencarnya program KB, angka kelahiran di Indonesia berkisar pada angkat 2,18. Sejumlah daerah angka kelahirannya masih di atas 2,2 dan sebagian lagi di bawah 2,1 bahkan di bawah 2,0 seperti DIY yang angka kelahiannya 1,89. Artinya rata-rata wanita di DIY anaknya kurang dari dua. “Maka mulai 2024, kebijakan mengenai penurunan TFR tidak bisa disamaratakan antara provinsi…

Read More