SLEMAN – Pada hari ini Jum’at/14 Juli 2023 dilaksanakan Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Pemutakhiran Pendataan Keluarga 2023 (PK 23) di wilayah Kabupaten Sleman.oleh diwakili oleh Tim Pokja Datin Perwakilan BKKBN DIY. Kabupaten Sleman dipilih menjadi lokasi monev karena sampai saat ini progrees pendataannya masih relatif rendah yaitu sebesar 46,77% masih berada dibawah progress keseluruhan DIY yang sudah mencapai 50,90%. Sehingga harapannya dengan dilakukan monev ini dapat diketahui permasalahan yang menjadi penghambat pelaksanaan pemutakhiran PK23 dan dapat segera mendapatkan solusi agar pemutakhiran PK23 dapat diselesaikan sesuai target yang telah ditentukan.
Pemutakhiran PK-23 merupakan kegiatan untuk memutakhirkan data keluarga indonesia dengan cara melengkapi, memperbaiki, memperbaharui, mencatat mutasi, mencatat migrasi dan mendata keluarga baru yang belum ada pada data hasil Pendataan Keluarga (Basis Data Keluarga Indonesia) melalui kunjungan rumah dengan cara mewawancarai atau mengobservasi keluarga. Kegiatan Pemutakhiran PK-23 ini dilakukan di 13.263 desa di seluruh Indoneisa mulai 1-31 Juli 2023. Seiring dimulainya pelaksanaan Pemutakhiran PK-23, dilaksanakan pula monitoring dan evaluasi agar pemutakhiran dapat berlangsung sesuai target waktu dan kualitas data terjaga.
Di Kabupaen Sleman, sebagai sampel Monev Pemutakhiran PK23h dipilih dua kapanewon dengan progrees yang masih berada dibawah progress Kabupaten Sleman yaitu Kapanewon Ngaglik dan Kapanewon Kalasan. Sampai hari ini Kapanewon Ngaglik sudah mencapai 39,14% dari target yang ditetapkan. Desa yang menjadi lokus Pemutakhiran PK 23 adalah Donoharjo, Minomartani dan Sukoharjo. Pada acara monev hari ini (14/7) dihadirkan 1 (satu) orang kader pandata dan SPV dari masing-masing desa lokus tersebut.
Setelah dilakukan diskusi dengan Kader Pendata, SPV dan Manajer Data kendala yang paling banyak dijumpai adalah permasalahan pada Aplikasi PK 23, dimana sering terjadi load data yang lama dan terkadang terdapat selisih data setelah dilakukan sinkronisasi data. Permasalahan tersebut bisa disebabkan karena sinyal jaringan internet yang kurang kuat dan juga karena ada maintenance serta update pada aplikasi tersebut. Dari Manajer Data Kapnewon Ngaglik menyampaikan bahwa untuk progress yang ada pada aplikasi yang dicatat hanya keluarga yang berstatus Ada dan Keluarga Baru sehingga walaupun sudah selesai mendata dan tidak ada data yang belum diproses progress capaian nya tidak bisa 100%.
Selain itu dari Kader Pendata juga menyampaikan bahwa untuk minggu-minggu ini banyak berbarengan dengan kegiatan hajatan yang ada di wilayah sehingga belum bisa maksimal melakukan pendataan dan akan dimaksimalkan pendataan di minggu III nanti. Untuk memotivasi Kader Pendata, Kamituo Desa Donoharjo memberikan reward kepada 4 kader pendata tercepat yang masing-masing mendapat uang tunai sebesar Rp.100.000,- Hal tersebut memberikan efek yang positif karena hingga saat ini progress untuk Desa Donoharjo tertinggi di Kapanewon Ngaglik.
Progress pendataan untuk Kapanewon Kalasan sampai hari ini (14/7) masih sebesar 27,65% yang merupakan progress terendah di wilayah Kabupaten Sleman. Desa yang menjadi lokus Pemutakhiran PK 23 di Kapanewon Kalasan adalah Desa Purwomartani, Tamanmartani dan Tirtomartani. Dari ketiga desa tersebut Desa Purwomartani, sehingga pada monev hari ini yang dihadirkan di Balai Penyuluhan Kapanewon Kalasan adalah Kader Pendata dari Desa Purwomartani. Permasalahan yang terjadi terutama untuk Desa Purwomartani dimana masih terdapat wilayah yang belum mendata sama sekali adalah Kader Pendata banyak yang bekerja sebagai guru dan minggu-minggu ini adalah hari pertama masuk sekolah sehingga belum maksimal melakukan pendataan. Selain itu juga banyak kader yang kegiatannya berbarengan dengan kegiatan sosial lainnya (jumantik, survey pertanian, banyak hajatan dll).
Untuk mengatasi permasalahan tersebut Supervisor Desa Purwomartani, Fitri Candra Dewi, menyampaikan bahwa sudah melakukan koordinasi dengan Kader Pendata di wilayahnya hingga diperoleh kesepakatan bahwa pendataan akan dimaksimalkan di Minggu III Bulan Juli. Sedangkan permasalahan yang kebanyakan dihadapi oleh Kader Pendata adalah HP yang digunakan tidak mendukung untuk aplikasi Pemutakhiran PK 23. Bahkan salah satu Kader Pendata dari Desa Purwomartani, Kuntariyati, harus mengganti HP untuk bisa mengakses aplikasi tersebut. Ada juga Kader Pendata, Endah Cahyani, menyampaikan HP tidak bisa membaca sinyal sehingga harus di service terlebih dahulu. Akan tetapi untuk kader pendata tersebut sudah melakukan pendataan keluarga secara manual nanti setelah HP bisa digunakan tinggal memasukkan data dan melakukan penyimpanan lokasi secara online.
Seperti disampaikan oleh Manajer Pengelola, Dwi Winarsih, S.Pd, selama ini untuk koordinasi dan evaluasi pelaksanaan Pemutakhiran PK 23 bersama supervisor dan Manajer Data dilakukan di Balai Penyuluhan KB. Bahkan kebanyakan kader pendata datang langsung ke Balai Penyuluhan jika ada permasalahan sehingga bisa langsung konsultasi baik dengan Supervisor maupun Manajer Data dan Manajer Pengelola. Untuk Desa Tamantirto seperti yang disampaikan oleh Supevisor, Bela Novira, setiap hari senin dilakukan evaluasi progress dan langsung melakukan koordinasi dengan kader pendata yang progress nya masih rendah. (Dew/ADPIN)