YOGYAKARTA—Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) mencanangkan program Balungan (Bank Lumbung Pangan) di Desa Bugel, Kecamatan Panjatan, Kabupaten Kulon Progo menjadi proyek percontohan (pilot project) food bank (bank makanan) sebagai bagian dari upaya percepatan penurunan stunting.
“Makanan kita sangat melimpah tapi di sisi lain banyak yang kekurangan. Sedih sekali banyak orang yang nyari makan aja susah tapi banyak yang buang-buang makanan. Terus itu jadinya food lose dan food waste. Itu tidak boleh (karena) jadinya mubazir,” kata Kepala BKKBN Dr. (H.C.) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) saat meninjau program Balungan di Desa Bugel itu, Sabtu (06/05/2023).
Program Balungan yang dikelola sebagai bank makanan (food bank) ini berkolaborasi dengan Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat) dari BKKBN dan berbasis di Masjid Ubudiyah di Desa Bugel. Menurut Hasto Wardoyo, poin penting kegiatan food bank dalam program Balungan ini adalah gotong royong.
“Kita melihat bahwa potensi ruang fiskal masyarakat sebenarnya cukup besar baik ruang fiskal yang dalam bentuk uang tunai maupun ruang fiskal dalam bentuk ya natural ya. Itu sebenernya besar. Karena makanan juga banyak yang masih mubazir, dibuang-buang, tidak habis dan sebagainya. Uang juga sebetulnya banyak dan yang tidak tepat sasaran istilahnya bukan untuk yang diinginkan atau dibutuhkan,” kata Hasto.
Selanjutnya Hasto berharap masyarakat mau menyisihkan sebagian kecil penghasilannya dan menjadi donatur Bapak Asuh Anak Stunting untuk upaya percepatan penurunan stunting. “Kalau Anda punya 50 ribu rupiah sebulan anda bisa menjadi bapak asuh bagi satu anak yang stunting. Dengan demikian ini sudah mengentaskan satu anak stunting. Ini yang kita galakkan. Kalau ini makannya kemudian ada kalau dulu ada bank sampah sekarang ada food bank, bank makanan. Tentu saja makanan yang tersisa adalah makanan yang layak,” ujar Hasto Wardoyo.
Sementara itu Penjabat (Pj) Bupati Kulon Progo Drs Tri Saktiyana, M.Si yang juga hadir dalam acara tersebut juga sangat mendukung kegiatan Food Bank Balungan ini. “Tentu kegiatan sore ini adalah bagian untuk menjaga ketercukupan pangan, ketercukupan gizi kita untuk menangani stunting di Kabupaten Kulon Progo. Walaupun sudah mulai turun cukup signifikan,” kata Tri Saktiyana.
Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian, dan Pengembangan BKKBN Prof. Muhammad Rizal Damanik, Ph.D mengatakan bahwa Indonesia menempati urutan ketiga terbanyak di dunia dalam memproduksi makanan food loss dan food waste. “Food loss dan food waste di Indonesia itu luar biasa. Data dari tahun 2000-2019 menunjukkan bahwa food loss dan food waste di Indonesia berdasarkan data dari Bappenas ini sebanyak 23 juta ton makanan setiap tahun,” ungkap Damanik.
Sebagai salah satu negara dengan jumlah food waste atau makanan yang terbuang terbanyak di dunia, ironisnya pada waktu yang bersamaan, di Indonesia masih banyak yang kekurangan pangan dan mengalami malnutrisi. Diperkirakan terdapat 20 juta anak mengalami kekurangan nutrisi (malnutrisi). Padahal, Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan hasil pertanian. Sayangnya, banyak hasil pertanian yang terbuang sia-sia karena tidak memenuhi standar pasar, padahal dapat dikonsumsi dan bergizi. Oleh karena itu, diperlukan strategi dan inovasi dalam pengelolaan pangan khususnya dalam mengelola sisa makanan yang terbuang melalui program food bank.
Sementara itu Kader Keluarga Berencana (KB) Isyanti yang selama ini menjadi penanggung jawab program Dashat kini menjadi Ketua Food Bank Balungan Desa Bugel. Isyanti memaparkan sistem food bank yang telah dijalankannya bersama para warga. Siapapun dapat menyumbang bisa berbentuk uang, barang atau makanan yang sudah siap saji. Lalu makanan tersebut disalurkan kepada keluarga beresiko stunting. Makanan yang diberikan bisa dalam keadaan mentah contohnya seperti telur dan dalam bentuk siap saji yang diberikan setiap dua minggu sekali. Ia juga jelaskan bahwa selama ini tidak pernah ada makanan yang terbuang.
“Kami selama ini menyediakan sesuai dengan kebutuhan sasaran kami. Jadi tidak ada sampai makanan yang terbuang sisa. Jadi mungkin yang bisa kita buat besok istilahnya tidak harus sekarang kita amankan untuk besok tidak kita sajikan siap saji semua. Jadi yang aman nanti ketika itu memang bisa untuk dipakai di beberapa hari kedepan tidak sajikan kita berikan waktu itu,” jelas Isyanti.
Donatur pada food bank Balungan tersebut diantaranya pengelola aplikasi Bu Bidan, para pengusaha peternak telur ayam sebanyak 5 kilogram per bulan, para petani buah, sayur mayur, beras, bekerjasama dengan lumbung KSB dan bantuan lainnya. Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Kepala Pusat Pelatihan dan Kerja Sama Internasional BKKBN Dr. Ukik Kusuma Kurniawan, SKM, MPS, MA, PJ Bupati Kulon Progo Drs Tri Saktiyana, M.Si Jajaran PTP Food Bank Indonesia (FOI), BKKBN Pusat dan Provinsi, Kepala Dinas OPD KB Kab Kulon Progo dan jajaran, Kapanewon Panjatan Kulon Progo, seluruh Kader dan Poktan serta seluruh aspek masyarakat di Desa Bugel.
Penulis: Rizky Fauzia
Editor: Ade Anwar