Yogyakarta – Prestasi Perwakilan BKKBN DIY dalam Pelayanan KB di RS Tahun 2020 menjadikan salah satu alasan Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat mengadakan studi banding ke Yogyakarta 24 – 26 November 2022. Kamis, 24 November 2022 bertempat di Hotel Cakra Kembang, rangkaian kegiatan studi banding dalam rangka penguatan pengelolaan pelayanan KB di faskes, jaringan, dan jejaring dibuka.
Acara dimulai dengan sambutan dari Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat. Peserta dalam kegiatan ini adalah pengelola Program Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi di Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat dan 27 kabupaten/kota se-Jawa Barat.
“Prevalensi stunting di Jawa Barat masih di angka 24.5% dan masih ada kabupaten/kota dengan angka stunting lebih dari 30%. Selain itu, kepesertaan KB di Jawa Barat juga masih di bawah target,” kata Ir. Pintauli R.S., MM selaku Sekretaris Badan Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat dalam sambutan kegiatan tersebut.
Kepesertaan KB aktif Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) di DIY tahun 2021 sebesar 42.4%, melampaui target yang ditetapkan di angka 34.88%. Lebih lanjut, angka TFR di DIY 1.73 berdasarkan Pendataan Keluarga/ PK-2021. Capaian KB Pasca Persalinan masih di angka 18.9% (Statistik Rutin BKKBN, 2021).
“DIY sudah memiliki SE Gubernur no. 11 Tahun 2022 tentang Pelayanan KB Pasca Persalinan di DIY. Dengan adanya SE ini diharapkan kerjasama lintas sektor dalam meningkatkan capaian KB Pasca Persalinan,” jelas dr. Iin Nadzifah dalam paparannya terkait Kebijakan PKBRS di D.I. Yogyakarta.
DP3AP2KB Kabupaten Bantul melalui Ir. Erni Kumarawati, MM juga menyatakan bahwa Kabupaten Bantul memiliki komitmen yang sama dalam meningkatkan KB pasca persalinan.
RS Rajawali Citra (RC) sebagai Pemenang Lomba PKBRS Nasional RS Tipe D Tahun 2020 turut hadir sebagai narasumber dalam kegiatan tersebut.
“Pelayanan Geriatri dan Pelayanan Sayang Ibu dan Bayi menjadi dua pelayanan unggulan dari RS RC, dimana pelayanan KB juga masuk ke dalam salah satu dari program Pelayanan Sayang Ibu dan Bayi,” demikian ungkap dr. Asri Priyani M., M.PH., Direktur RS Rajawali Citra.
Beberapa hal yang sudah dilaksanakan oleh RS RC untuk meningkatkan peran RS dalam pelayanan KB antara lain: (1)Penetapan Tim KBRS, Regulasi Pelayanan KBRS termasuk Panduan SOP pelayanan KB per metode kontrasepsi dan KB Pasca Persalinan; (2)Penyediaan dana dan sarana prasarana, termasuk ketersediaan alokon baik alokon program dari BKKBN maupun alokon mandiri; (3)SDM; (4)Komitmen bersama; (5)Kerjasama lintas sektor; (6)Monitoring dan Evaluasi.
“Pelayanan KB yang kami lakukan di RS RC secara absolut mengalami penurunan dari tahun 2020-2022 karena pandemi COVID-19. Namun, jika dilihat dari pelayanan KB Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) justru mengalami peningkatan dari 23.64% (2020), 29.25% (2021), dan 33.51% (2022),” jelas dr. Asri.
Keberhasilan RS RC meningkatkan pelayanan KB di RS juga tak lepas dari komitmen pimpinan RS dalam menjalin hubungan yang baik antar SDM yang ada. Hubungan yang baik dapat terjalin jika sudah ada persepsi yang sama antar SDM terkait pentingnya pelayanan KB di RS.
Harapannya, kegiatan ini dapat menjadi praktik pembelajaran baik Pelaksanaan Pelayanan KB di RS bagi pengelola program KB dan kesehatan reproduksi di Jawa Barat. Lebih lanjut, praktik baik ini dapat diadaptasi oleh pengelola program KB dan kesehatan reproduksi untuk diterapkan di wilayah kerja masing-masing. (UL/KB-KR)