SLEMAN – Slogan Dua Anak Cukup kini tak lagi didengungkan. Terdapat sejumlah alasan mengapa kebijakan kependudukan dan KB saat ini tidak lagi mengutamakan pembatasan jumlah anak. Pertama tentu saja persoalan menentukan jumlah anak adalah hak individu pasangan yang tidak bisa dipaksakan. Kedua, pertumbuhan penduduk secara nasional sudah mendekati ideal dengan TFR 2,24 berarti rata-rata perempuan yang selama masa suburnya melahirkan satu atau dua anak saja sudah ebih banyak jumlahnya dari yang melahirkan tiga atau lebih anak. Bahkan di DIY angka TFR sudah di bawah 2,0 yaitu 1,89 yang artinya rata-rata wanita usia produktif melahirkan kurang dari dua anak selama hidupnya. Jika tren ini berlanjut maka pertumbuhan penduduk alami DIY bisa mengalami penurunan.
Hal tersebut menjadi salah satu bahasan yang mengemuka pada acara Sosialisasi dan KIE Program Bangga Kencana bersama Mitra Kerja Komisi IX DPR RI yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Sunan Ampel Maguwoharjo Depok, Sleman, Rabu (31/05/2023). Hadir sebagai nara sumber anggota Komisi IX H. Sukamto, dan dari BKKBN diwakili Inspektur Utama Ari Dwikora Tono, Inspektur Wilayah Sunarto, dan Kepala Perwakilan BKKBN DIY Shodiqin. Kegiatan ini diikuti oleh para Kader KB dan Generasi Berencana (GenRe) di Kapanewon Depok Kabupaten Sleman. Turut memberikan materi Kepala Bidang K3 DP3APRKB Sleman Daroji.
Sukamto mengingatkan para Ibu dan para remaja yang hadir agar kalau menikah atau menikahkan anak, maka calon pengantin perlu diperiksakan kesehatannya lebih dulu, minimal 3 bulan sebelumnya.
“Sudah mampu belum perut (rahim) ini untuk tidur bayi” kata Sukamto. Mengapa harus jauh hari sebelumnya diperiksa, karena bila ditemukan kondisi kesehatan yang belum memungkinkan untuk hamil bisa diambil langkah-langkah yang diperlukan agar saat menikah nanti sudah benar-benar siap hamil sehingga anak yang dilahirkan terhindar dari stunting. Pihaknya juga mewanti-wanti usia ideal menikah yaitu minimal 20 tahun untuk wanita dan 24 sampai 26 untuk pria.
Sementara itu Inspektur Utama Ari Dwikora Tono menyatakan sekarang slogannya tidak lagi Dua Anak Cukup, tetapi Dua Anak Lebih Sehat.
“Sekarang BKKBN lebih fokus pada kualitas keluarga, mulai dari ibu hamil, badutanya, balitanya, remajanya bahkan lansianya. Kita (BKKBN) ada banyak program untuk memberikan edukasi agar semuanya menuju keluarga yang berkualitas. Untuk itu Ari Dwikora mengingatkan agar memperhatikan 4T atau 4 Terlalu, yaitu tidak hamil diusia yang terlalu muda, tidak hamil atau melahirkan diusia terlalu tua di atas 35 tahun, tidak terlalu dekat jarak antar kehamilan, dan tidak terlalu sering hamil/banyak melahirkan anak.
Untuk mewujudkan apa yang disampaikan oleh Inspektur Utama tersebut, Kepala Perwakilan BKKBN DIY Shodiqin mengungkapkan salah satu strateginya adalah dengan memberikan sosialisasi secara masif, seperti yang saat ini dilakukan melalui kegiatan di Ponpes Sunan Ampel ini. Tentunya bekerja sama dengan sebanyak mungkin mitra, termasuk dengan Komisi IX DPR RI.
“Dengan penugasan sebagai koordinator upaya percepatan penurunan stunting, maka semakin menegaskan tugas BKKBN yang tidak lagi sebatas upaya pengendalian pertumbuhan penduduk yang saat ini sudah beranjak mendekati ideal, namun juga mengurusi peningkatan kualitas keluarga mulai dari pra kehamilan, bayi dalam kandungan sampai remaja bahkan lansia menjadi sasaran program Bangga Kencana.” tutur Shodiqin.
Selanjutnya Kepala Bidang K3 DP3AP2KB Sleman Daroji menyampaikan capaian dan upaya pengentasan stunting Kabupaten Sleman yang menurutnya sudah berada di jalur yang benar.
“Di Indonesia angkanya 2022 kemarin masih di 21 persen, sedang di Yogyakarta 16,4 persen sedangkan Sleman sudah lebih rendah yaitu 15 persen,” Daroji melaporkan.(DSY/ADPIN)