Yogyakarta – Dalam upaya intensifikasi rumah sakit, Kepala Perwakilan BKKBN Daerah Istimewa Yogyakarta, Shodiqin, menyerahkan sarana medis pelayanan KB berupa alat laparoskopi yang diterima langsung oleh Direktur RSU Mitra Paramedika, dr. Ichsan Priyotomo, Rabu (17/05/2023).
Serah terima bertempat di ruang pertemuan rumah sakit tersebut dengan disaksikan langsung oleh Ketua Badan Pengurus Yayasan Mitra Paramedika H. Sadiyo, para Wakil Direktur dan jajaran dari rumah sakit serta Penanggung jawab Bidang KBKR Perwakilan BKKBN DIY, dr. Iin Nadzifah Hamid beserta staf.
Dalam sambutannya, Kepala Perwakilan BKKBN DIY menyampaikan terima kasih atas komitmen, partisipasi dan dukungan dari RSU Mitra Paramedika terhadap Program Bangga Kencana (Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana) serta Percepatan Penurunan Stunting. Selain itu, ia juga memberikan informasi mengenai capaian KB pasca persalinan (KBPP) di DIY.
Pelayanan KBPP adalah pelayanan KB yang diberikan setelah persalinan sampai dengan kurun waktu 42 hari atau 6 minggu, dengan tujuan mengatur jarak kelahiran, jarak kehamilan dan menghindari kehamilan yang tidak diinginkan sehingga setiap keluarga dapat merencanakan kehamilan yang aman dan sehat serta dapat mencegah stunting. KBPP penting karena ovulasi atau masa subur dapat terjadi dalam waktu 21 hari setelah melahirkan.
Terkait dengan upaya peningkatan KBPP di DIY, Gubernur DIY telah mengeluarkan SE Gubernur DIY nomor 11/SE/VII/2022 tentang Pelayanan KB Pasca Persalinan di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.
“Sebagai alternatif pilihan atau metode kontrasepsi pasca persalinan, BKKBN telah menyediakan berbagai macam pilihan kontrasepsi, baik MKJP (Metode Kontrasepsi Jangka Panjang) maupun non-MKJP dan terpenting tidak mengganggu produksi ASI. Saat ini, sudah tersedia juga pil menyusui atau pil progestin/minipil yang dapat digunakan dalam kondisi menyusui,” demikian jelasnya.
Sementara itu, dr. Ichsan memaparkan bahwa sejak tahun 2018 hingga 2022, pelayanan KB yang paling banyak dilaksanakan di RSU Mitra Paramedika adalah IUD, MOW, Implan dan Suntik. Untuk pelayanan KB IUD dan Implan disertai dengan pemeriksaan kesehatan seperti IVA dan Papsmear. Pada tahun 2022, tercatat sebanyak 149 orang telah mendapatkan pelayanan KB di rumah sakit tersebut. Harapannya, alat laparoskopi yang baru saja diterima itu dapat mendukung pelayanan KB, khususnya MOW (Metoda Operasi Wanita atau Tubektomi).
Menutup sesi sambutan, H. Sadiyo, mengatakan bahwa program KB yang mengatur jarak kelahiran ini dimaksudkan untuk kesejahteraan karena terlalu banyak anak atau terlalu dekat jarak melahirkan, bisa meningkatkan risiko stunting. (DI/Humas)