YOGYAKARTA – Dari pemaparan lima peserta pada Penilaian Kelompok KB Pria Terbaik di Aula Perwakilan BKKB DIY, Kamis (04/05/2023) terungkap bahwa hampir setiap pria peserta KB (Kondom dan Vasektomi) berpartisipasi dalam ber-KB karena rasa sayang dan kasihan kepada sang istri.
“Istri sudah berat bebannya. Sebagian turut bekerja mendukung ekonomi keluarga, namun tetap mengerjakan tugas-tugas rumah tangga dan mengurus anak, masih harus ber-KB yang punya tingkat resiko. Maka kami para bapak rela ber-KB agar istri tercinta tetap sehat,” demikian rata-rata jawaban para peserta KB Pria jika ditanya alasannya ber-KB.
Seperti diketahui, alat kontrasepsi hormonal (pil, suntik, implant) mempengaruhi keseimbangan hormonal dan bagi yang tidak cocok bisa beresiko haid tidak teratur, kegemukan, muka berjerawat dan lain-lain. KB non hormonal juga bukan tanpa resiko. IUD jika tidak terpasang dengan benar bisa menimbulkan flek/perdarahan, juga rasa sakit saat berhubungan atau saat mengangkat beban. Satu lagi metode yaitu MOW, dilakukan dengan operasi besar dengan segala resikonya.
Sementara KB Pria jauh lebih kecil resikonya. Kondom nyaris tidak beresiko karena jarang ditemui pengguna yang menderita alergi lateks. Paling hanya merasa kurang nyaman dan kurang praktis saja, selain itu kondom jarang dikeluhkan. Vasektomi atau MOP, walau dilakukan dengan operasi namun karena sasaran operasi yaitu saluran mani ada di luar rongga tubuh sehingga hanya perlu operasi ringan dengan bius lokal dan bisa selesai kurang dari 20 menit jika tidak ada faktor penyulit.
Namun sebagaimana disampaikan Kepala Perwakilan BKKBN DIY Shodiqin sesaat sebelum mebuka acara, pada kenyataannya kesertaan KB Pria masih sangat rendah.
“Data menunjukkan bahwa cakupan peserta aktif KB Pria (MOP dan kondom) dibandingkan total peserta KB aktif masih belum terlalu baik. Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017 menunjukkan bahwa kesertaan pria dalam ber-KB masih rendah yaitu sebesar 2,7 persen yang terdiri atas kondom sebesar 2,5 persen dan vasektomi sangat kecil hanya 0,2 persen.” Papar Shodiqin.
Data Sistem Informasi Keluarga (New Siga) BKKBN tahun 2022 menunjukkan bahwa kesertaan pria dalam ber-KB yaitu kondom sebesar 2,2 persen dan vasektomi sebesar 0,25 persen. Capaian persentase kesertaan KB Pria tahun 2022 sebesar 2,48 persen tersebut baru mencapai 46,53 persen dibandingkan target yang ditetapkan yaitu sebesar 5,33 persen.
Masih kentalnya salah pemahaman bahwa KB adalah urusan ibu-ibu, mitos atau salah persepsi bahwa vasektomi sama seperti kebiri yang menyebabkan hilangnya gairah, dan masih jarangnya tokoh dan pemuka masyarakat yang meneladankan ber-KB menjadi penyebab utama rendahnya capaian KB Pria khususnya vasektomi.
Pada kenyataannya, dalam vasektomi tidak ada organ yang diambil atau dibuang. Yang dilakukan adalah memotong dan mengikat saluran sperma, agar air mani yang dikeluarkan tidak lagi mengandung sperma (benih). Perlu diketahui, sperma dan air mani diproduksi oleh organ tubuh yang berbeda. Benih dikirim melalui saluran sperma untuk bercampur dengan air mani sebelum seluruhnya dikeluarkan saat berhubungan. Saluran sperma itulah yang diikat saat vasektomi sehingga sperma tidak dapat pergi bercampur dengan air mani. Sperma yang merupakan protein tetap diproduksi dan karena tidak bisa bergabung dengan air mani maka selanjutnya diserap oleh peredaran darah untuk dimanfaatan sel-sel atau jaringan yang membutuhkannya.
Kesimpulannya saat berhubungan, pria yang divasektomi tetap mengeluarkan air mani saat berhubungan seperti biasa, hanya tanpa mengandung sperma lagi. Berkurangnya volume tidak banyak karena volume sperma pria hanya sekitar sepersepuluh volume air mani. Jadi rasanya sama saja, demikian testimoni yang disampaikan para pria ber-KB vasektomi.
Dalam pemilihan ini tampil lima Kelompok KB Pria Terbaik wakil dari masing-masing kabupaten/kota, setelah sebelumnya mereka mengirimkan profil kelompoknya untuk direview dewan juri.
Terpilih sebagai Kelompok KB Pria Terbaik yaitu Kelompok KB Pria Satriyo Widodo dari Kapanewon Widodo Martani Sleman, menyisihkan empat kelompok lain untuk maju penilaian tingkat nasional.
Terbaik kedua dan ketiga diraih Kelompok KB Pria Pandawa Kulon Progo dan Kelompok KB Pria Perkasa Kota Yogyakarta. Sedangkan Juara Harapan diraih Kelompok KB Pria Harjo Sentosa Bantul dan Kelompok KB Pria Perkasa Gunungkidul. Masing-masing menerima Piagam, Plakat, dan uang pembinaan.
Para Juri terdiri dari mitra kerja Perwakilan BKKBN DIY, yaitu Letkol Ckm Dr. dr. Zamroni, Sp.U (Kepala Rumah Sakit DKT dr. Soetarto), Soleh Anwari (Kepala Bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana DP3AP2 DIY), dan Sri Herawati, SH. M.Si (Pokja 4 Tim Penggerak PKK DIY). Sedangkan dari Perwakilan BKKBN berindak sebagai Juri Rohdhiana Sumariati dan Sihono. (DSY)