Yogyakarta – Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Dr. (HC) dr. Hasto Wardoyo, Sp.O.G (K) melaksanakan kunjungan kerja di Perwakilan BKKBN D.I Yogyakarta (18/4/2023) dengan memberikan pembekalan materi mengenai distrubsi di era globalisasi.
Dalam sambutannya mengawali acara pembinaan, Kepala Perwakilan BKKBN DIY, Shodiqin, SH. MM. memaparkan bberapa capaian program bangga kencana di Provinsi Yogyakarta berdasarkan PK 21 dan PK 22, Angka kelahiran total (TFR) sebesar 1,93., Persentase kebutuhan ber-KB yg tidak terpenuhi (Unmet Need) 19,8%., Angka prevalensi kontrasepsi modern sebesar 58,5% Persentase Pelayanan KB Pascapersalinan sebesar 20,25%. Dengan Prevalensi angka stunting SSGI di D.I yogyakarta sebesar 16.4% di 2022.
dr hasto sangat mengapresiasi hasil kerja keras yang telah dilaksanakan oleh seluruh pegawai di lingkungan Perwakilan BKKBN D.I. Yogyakarta karena telah berkontribusi dalam percepatan penurunan stunting di Indonesia, dan diharapkan capaian-capaian tersebut akan lebih baik di masa mendatang.
Dalam pembinaan pegawai yang dilaksanakan di lingkungan Perwakilan BKKBN D.I Yogyakarya, dr Hasto menyampaikan poin-poin penting yaitu rintangan, tantangan maupun kesempatan yang ada melalui berkembangnya teknologi di era industrialisasi 4.0 ini.
“Tidak sekedar dididik akan tetapi juga dilatih”, tegas hasto dalam materinya dengan mecontohkan perbandingan evolusi katak dengan perkembangan ikan yang tanpa perubahan. Dengan harus selalu thriving pada setiap keadaan dan memnguasai hardskill seperti aquisisi, kompetensi dan profiensi diri untuk memberikan pelayanan terbaik.
Sebagai seorang abdi negara, diperlukan beberapa skill yang harus diterapkan seperti care provider (memberikan pelayanan yang bermutu, menyeluruh dan berkelanjutan), Decision Maker (berani membuat keputusan), communicator (Mampu memberikan penjelasan dan edukasi yang efektif), continued communicator (Kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang), community leader (Dapat menempatkan dirinya sehingga mendapatkan kepercayaan masyarakat), manajer (Mampu bekerja sama secara harmonis dengan individu dan organisasi di luar dan di dalam organisasi).
“Revolusi industri dari 3.0 menuju 5.0 yang dilandasi dari Artificial intellegence maupun digitalisasi, membuat bahan yang kita pelajari dalam mengembangkan softskill dan hardskill menjadi tidak terbatas”, terang hasto. Jika pengetahuan kita akan sekeliling kita terus berkembang maka kita akan mampu menghayati permasalahan yang terjadi di lingkungan, dari hal kecil itulah merupakan alasan kenapa manusia diciptakan menjadi pemimpin.
“Everybody yakin bahwa Somebody akan mengerjakannya. Sebetulnya Anybody dapat mengerjakannya, tetapi Nobody yang mengerjakannya. Somebody marah sebab itu tugas Everybody. Everybody pikir bahwa Anybody dapat mengerjakannya, tetapi Nobody sadar bahwa Everybody tidak akan mengerjakannya. Akhirnya, Everybody menyalahkan Somebody yang sebetulnya Nobody diminta oleh Anybody”, tutur dr hasto dalam menutup kegiatan pembinaan pegawai di Lingkungan BKKBN D.I Yogyakarta. (UmumHumas)