Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Gunungkidul, Hj. Diah Purwanti Sunaryanta dalam sambutannya pada kegiatan Pelayanan KB dan Pap Smear yang digelar Selasa, 14 Maret 2023 di Praktik Mandiri Bidan (PMB) Yustina Sri Widati, Kalurahan Karangmojo, mengingatkan agar para ibu harus melakukan perencanaan dalam mengatur jarak kelahiran sebagaimana yang telah dilakukan dirinya dahulu. Salah satu cara mengatur jarak kelahiran anak adalah dengan ber-KB.
“Perempuan harus sehat karena kita yang ngopeni atau mengurus anak-anak dan keluarga,” demikian dikatakannya di hadapan peserta kegiatan.
Istri Bupati Gunungkidul tersebut juga menyampaikan, “Kita harus bisa memberikan kasih sayang dan juga pendidikan yang baik untuk anak-anak. Jika jaraknya terlalu dekat, kita bisa mumet atau pusing sendiri. Saya titip pesan kepada ibu-ibu, jika ada kegiatan seperti ini lagi, tolong sosialisasikan ke lingkungan sekitar bahwa program kesehatan reproduksi itu sangat penting,” tuturnya.
Senada dengan hal tersebut, Kepala Perwakilan BKKBN Daerah Istimewa Yogyakarta, Shodiqin, menyampaikan bahwa pelayanan KB merupakan salah satu program pengendalian penduduk. Selain itu, juga sebagai upaya dalam percepatan penurunan stunting.
“Jika anak yang dilahirkan terlalu dekat jaraknya atau terlalu banyak jumlahnya, bisa meningkatkan risiko lahirnya stunting baru,” ucapnya.
Dengan mengikuti program Keluarga Berencana (KB) diharapkan suami istri siap mental, kesehatan dan finansial serta memiliki perencanaan dan persiapan untuk masa depan anak-anaknya. Setiap ibu bersalin bisa langsung ber-KB agar anak yang lahir menjadi lebih berkualitas, diasuh dengan baik, kesehatan ibu dan anak lebih terjaga. Jika program KB berhasil, diharapkan persoalan stunting juga bisa diatasi.
Menjalankan tugasnya sebagai koordinator percepatan penurunan stunting sesuai amanat Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021, BKKBN telah membentuk Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang terdiri dari Bidan, Kader TP PKK, dan Kader KB. Tugas dari TPK adalah melaksanakan pendampingan kepada calon pengantin/calon pasangan usia subur, ibu hamil, ibu pasca persalinan, serta anak usia 0-59 bulan, serta melakukan surveilans keluarga berisiko stunting untuk mendeteksi dini faktor-faktor risiko stunting.
Dalam setiap kesempatan, Kepala Perwakilan BKKBN DIY tersebut tidak pernah lelah untuk mengingatkan tentang bahaya 4T atau empat terlalu, yaitu terlalu muda, terlalu tua, terlalu dekat dan terlalu sering/banyak melahirkan. Keempat hal tersebut dapat meningkatkan risiko kematian ibu dan bayi, lahirnya kasus-kasus stunting baru, serta gangguan kesehatan bagi para ibu.
“Setiap ada baksos atau kegiatan momentum, pelayanan KB yang digelar selalu gratis, tidak dipungut biaya. Dengan mengatur jarak kelahiran, ibu-ibu bisa berkonsentrasi terhadap kesehatan,” tambah Shodiqin.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kalurahan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Gunungkidul, Sujarwo, menuturkan bahwa kegiatan yang digelar dalam rangka Hari Kesatuan Gerak (HKG) PKK tersebut merupakan ‘gotong-royong’ dari BKKBN, IBI ranting Gunungkidul, Dinas Kesehatan, serta Kader PPKBD dan Sub PPKBD yang setiap hari mendampingi masyarakat dalam mewujudkan kesejahteraan keluarga.
Target pelayanan KB dan pap smear adalah masyarakat dari sepuluh kalurahan yaitu Karangmojo, Ngipak, Jatiayu, Gedangrejo, Bejiharjo, Ngawis, Wiladeg, Bendungan, Kelor, dan Luar. Pelayanan KB yang dilaksanakan hari itu adalah Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) yang terdiri dari IUD dan Implan.
Hadir dalam kegiatan tersebut, TP PKK Kabupaten Gunungkidul, TP PKK Kapanewon dan Kalurahan setempat, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, Perwakilan BKKBN Daerah Istimewa Yogyakarta, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kalurahan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Gunungkidul, Polsek Karangmojo, Danramil Karangmojo, IBI, Puskesmas Karangmojo 1 dan 2, Kader PPKBD dan Sub PPKBD serta tuan rumah kegiatan, Bidan Yustina Sri Widati.(Humas)