Kemendukbangga Gandeng Dinkop UKM DIY Dampingi UPPKA, Target : Pulang Sudah Punya NIB

 

Yogyakarta, 6 Agustus 2025 — Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN Perwakilan BKKBN DIY menggelar kegiatan FasIlitasi dan Pembinaan Kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor (UPPKA) sebagai upaya percepatan penerbitan Nomor Induk Berusaha (NIB), Rabu (06/08/2025) di meeting room Edotel Jalan Kenari Yogyakarta.

Kegiatan ini diikuti oleh 70 peserta, terdiri atas pengelola program pemberdayaan ekonomi keluarga dari OPD KB Kabupaten/Kota se-DIY serta anggota kelompok UPPKA. Acara ini merupakan tindak lanjut dari himbauan nasional untuk mempercepat sertifikasi legalitas usaha melalui OSS-RBA (Online Single Submission Risk Based Approach), khususnya untuk kelompok UPPKA aktif yang tersebar di seluruh Indonesia.

“Di dunia usaha, Nomor Induk Berusaha (NIB) sudah seperti KTP bagi penduduk. NIB merupakan identitas yang wajib dimiliki oleh para pelaku usaha, termasuk UPPKA” ujar Anto Budi Nugroho dari Dinas Koperasi dan UKM DIY saat memberikan materi pendampingan.

Adanya NIB memungkinkan perizinan usaha menjadi lebih tertata karena NIB menggantikan sejumlah izin usaha sebelumnya, seperti SIUP, TDP, dan sebagainya. Selain itu, NIB menjadi prasyarat untuk mengakses berbagai izin komersial, izin operasional, dan program pemerintah bagi pelaku usaha termasuk akses permodalan dengan bunga rendah.

Kepala Perwakilan BKKBN DIY Mohamad Iqbal Apriansyah dalam sambutannya yang disampaikan Sekretaris Rhodhiana Sumariati menegaskan pentingnya kepemilikan NIB bagi kelompok UPPKA sebagai bentuk legalitas dan akses terhadap dukungan program pemerintah.

“Dari total 1.377 kelompok UPPKA di DIY, baru sekitar 150 yang telah memiliki NIB. Melalui kegiatan ini, kami targetkan seluruh kelompok dapat segera memiliki legalitas usahanya masing-masing,” harapnya. Kelompok UPPKA adalah usaha ekonomi produktif binaan Kemendukbangga yang beranggotakan sekumpulan anggota Keluarga akseptor yang saling berinteraksi dalam rangka meningkatkan fungsi ekonomi keluarganya demi mewujudkan kemandirian ekonomi Keluarga.

Harapan Iqbal bersambut. Dinas Koperasi dan UKM DIY menghadirkan tiga staf yang dengan tekun memberikan pendampingan di tempat dalam pengurusan NIB di tempat, tujuannya agar seluruh anggota UPPKA yang hadir pulang sudah memiliki NIB. Kegiatan ini juga menghadirkan sesi pelatihan pemasaran digital oleh Creative Tribun Jogja serta literasi keuangan oleh Bank Mandiri.

 

 

“Survey menunjukkan bahwa empat masalah utama yang dialami usaha kecil pada urutan pertama adalah pemasaran produk, disusul akses permodalan, perolehan bahan baku, dan terakhir proses transaksi,” ujar Oky Dea Novianti dari Creative Tribun Jogja.

Saat ini lanjut Oky, Gen Z merupakan populasi terbanyak di Indonesia, sehingga Kelompok UPPKA seharusnya membidik kelompok ini sebagai target market. Para anggota UPPKA yang seluruhnya ibu-ibu dan sudah tidak muda lagi ini tampak antusias bertanya saat Oky mengajarkan strategi pemasaran digital dengan merancang konten-konten media sosial yang sesuai dengan target market Gen Z.

Sementara itu Arum Rahmasari dari Bank Mandiri membekali para pelaku usaha kecil ini dengan materi perencanaan keuangan. Merencanakan keuangan dengan baik sangat penting karena tiga hal,  pertama sebagai antisipasi atas resiko pribadi yang muncul misalnya menurunnya omset yang dapat menurunkan penghasilan. Atau menderita sakit yang menyulitkan menjalankan usaha, dan juga kebutuhan masa depan lain yang mungkin muncul. Selanjutnya inflasi atau kenaikan harga barang serta volatilitas atau naik turunnya nilai harga aset yang dimiliki juga merupakan dua hal yang harus diantisipasi.

 

Penulis : FX Danarto SY

Post Terkait