Penulis : FX Danarto SY
SLEMAN —Salah satu upaya Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN mengaktualisasi peringatan Hari Keluarga Nasional 29 Juni 2025 agar lebih menyentuh kebutuhan masyarakat adalah dengan melaksanakan pelayanan KB serentak di seluruh Indonesia sejak pertengahan Juni sampai akhir Juni 2025 ini. Target nasional adalah sejuta akseptor terlayani, baik peserta baru maupun ganti cara (metode) ber-KB.
Kondisi saat ini berdasarkan hasil Pemutakhiran Pendataan Keluarga 2024 angka prevalensi kontrasepsi modern (mCPR) nasional tahun 2024 belum mencapai target (realisasi 61,7%) serta masih terdapat 10 Provinsi yang belum mencapai target. Sedangkan untuk persentase kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi/Unmet Need nasional tahun 2024 juga belum mencapai target (realisasi 11,1%) dan sebanyak 13 Provinsi capaiannya dibawah target. Untuk Persentase PUS dengan Kehamilan Risiko Tinggi (4 Terlalu) tahun 2024 sudah mencapai target (realisasi 28,3%) namun terdapat 14 Provinsi yang capaiannya mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2023.
Adanya disparitas capaian untuk beberapa indikator diatas mencerminkan belum meratanya pelaksanaan program keluarga berencana di beberapa wilayah, serta masih ditemukan tantangan dan kendala dalam akses layanan KB dan kesehatan reproduksi menjadi salah satu alasan Kemendukbangga menggelar Pelayanan KB Serentak ini.
Kemendukbangga Perwakilan BKKBN DIY dalam pelayanan serentak ini diberikan target sebanyak 14.728 akseptor terlayani. Salah satu faskes yang berpartisipasi dalam pelayanan serentak ini adalah Rumah Sakit Islam Yogyakarta Persaudaraan Djamaah Hadji Indonesia (RSIY PDHI) yang berada di Jalan Solo – Yogyakarta KM 12,5 Tirtomartani Kalasan Sleman.
RSIY PDHI sekaligus menjadi tuan rumah Puncak Acara Pelayanan KB Serentak di DIY yang dilaksanakan Senin (23/06/2025) secara virtual meeting yang dipimpin langsung Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN Wihaji dari Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur. Dipilihnya Kabupaten Rote Ndao yang terletak di Pulau Rote, pulau paling ujung Selatan Indonesia mencerminkan semangat Kemendukbangga untuk terus meningkatkan akses dan kualitas layanan KB di seluruh wilayah.
“Pelayanan KB tidak hanya bertujuan untuk mengendalikan kelahiran tetapi juga sebagai upaya meningkatkan kualitas hidup” ungkap Kepala Perwakilan BKKBN DIY Mohamad Iqbal Apriansyah. Dijelaskan Iqbal, pasangan usia subut yang tidak menggunakan alat kontrasepsi atau penggunaan yang tidak tepat meningkatkan kemungkinan terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan (KTD), dan KTD mendatangkan risiko bagi ibu yang tidak siap untuk hamil. Kemendukbangga mendorong penggunaan kontrasepsi MKJP atau Metode Kontrasepsi Jangka Panjang seperti IUD dan Implant untuk memperkecil kegagalan berKB.
Sementara itu Kabid Administrasi Umum Cahyo Prihatmoko yang mewakili Direktur RSIY PDHI menyampaikan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan oleh Kemendukbangga/BKKBN Perwakilan DIY untuk ambil bagian dalam pelayanan serentak ini. Pelayanan gratis ini mendapatkan antusiasme PUS di wilayah sekitar RSIY PDHI. Salah satunya adalah Suasono, suami usia 25 tahun yang mengantar istri yang usianya sebaya. Pasangan Suasono telah dikaruniai anak balita hasil perkawinan mereka tiga tahun lalu pada saat masih sama-sama berusia 22 tahun.
“Dulu istri saya memakai suntik, terus ganti pil, dan kini akan ganti menggunakan implant” terang Suasono. Masa aktif implan yang cukup lama menjadi pertimbangan pasangan ini memutuskan menggunakan Implant.(*)