YOGYAKARTA — Sempat beredar kegundahan di kalangan pegawai Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bahwa lembaga ini akan dilebur fungsinya dengan kementerian lain menjelang penyusunan kabinet, namun ternyata justru BKKBN naik kelas menjadi Kementerian di Kabinet Merah Putih, yaitu Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (disingkat Kemendukbangga/ BKKBN). Hal ini sesuai Peraturan Presiden Nomor 139 dan 140 Tahun 2024.
Stunting masih menjadi fokus Kemendukbangga. Prevalensi stunting di Indonesia sempat turun cukup mengesankan sebesar 2,8% (dari 24,4% di tahun 2021 menjadi 21,6% di 2022). Namun selama tahun 2023, prevalensi stunting hanya turun sebesar 0,1% saja menjadi 21,5%. Hal ini jauh dari harapan Presiden Jokowi yang menginginkan pada akhir 2024 stunting dapat diturunkan menjadi 14%. Presiden Prabowo yang meneruskan kepemimpinan berikutnya juga menaruh perhatian akan penurunan stunting yang kurang memenuhi harapan ini.
Maka dapat dimaklumi jika sesaat sebelum dilantik sebagai Menteri Wihaji sempat mengutarakan akan melakukan war on stunting. Keseriusan persoalan stunting ini dijawab Kemendukbangga dengan melaunching GENTING atau Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting yang pada tingkat nasional dipusatkan di Karawang Jawa Barat yang juga dihadiri oleh Menteri Sosial Syaifullah Yusuf. Sementara para Gubernur dan jajaran serta Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi seluruh Indonesia berikut mitra ke rja dan calon orang tua asuh serentak pada waktu yang sama mengikuti launching secara daring.
GENTING adalah upaya gotong royong masyarakat untuk mewujudkan generasi yang sehat, cerdas, kuat dan tidak stunting melalui gerakan bantuan bagi keluarga berisiko stunting melalui kepedulian para pihak sebagai orang tua asuh yang memberikan bantuan bagi anak asuh. Sasaran gerakan ini yaitu anak asuh terdiri dari Ibu Hamil, Baduta 0-23 bulan, Balita 24-59 bulan yang berasal dari Keluarga Risiko Stunting.
Dalam sambutannya Menteri Wihaji menuturkan bahwa tantangan penurunan angka stunting saat ini adalah adanya 8.682.170 keluarga berisiko stunting dengan tingkat kesejahteraan rendah. Dari jumlah tersebut terdapat kategori Desil 1-3 sebanyak 3.543.525 keluarga, serta prioritas (Desil 1) sebanyak 1.488.046 keluarga berisiko stunting. Oleh karena itu pada awal launching Menteri Wihaji menargetkan setidaknya satu juga anak stunting maupun risiko stunting dapat terjangkau gerakan ini.
GENTING merupakan penajaman dan perluasan dari gerakan Bapak/Bunda Asuh Anak Stunting (BAAS) sebelumnya. Pada GENTING, bantuan yang diberikan tidak hanya berupa bantuan nutrisi (telur/sumber protein lain atau sembako) namun juga non nutrisi yang berpengaruh bagi intervensi sensitif, di antaranya bedah rumah, jamban sehat, dapur sehat, sarana air bersih serta bantuan bersifat pemberdayaan masyarakat dan pemberdayaan ekonomi keluarga. Disamping itu orang tua asuh dalam GENTING bisa masyarakat perorangan, instansi, perusahaan, komunitas, perguruan tinggi/sekolah dan lain-lain.
“(Terkait stunting) Kementerian kita memang tugasnya dua : satu, mencegah dan dua, menggerakkan (peran semua pihak). Untuk tratment, nanti ada kementerian lain,” ujar Wihaji. Dalam launching ini dilaksanakan penandatangan kesanggupan menjadi orang tua asuh oleh sejumlah mitra disaksikan Menteri Wihaji dan Menteris Sosial Syaifullah Yusuf serta Wamen Kemendukbangga Isyana Bagus Oka.
Kemendukbangga serius menyiapkan gerakan GENTING, terlihat dari disiapkannya Dashboard GENTING untuk pelaporan real time dan umpan balik/evaluasi. Dan hanya dalam waktu kurang dari satu jam sejak dilaunching, Dashboard GENTING sudah mencatat lebih dari 5.300 kesanggupan sebagai orang tua asuh.
Keseriusan Kemendukbangga menggalakkan GENTING juga ditunjukkan dengan sekaligus meluncurkan rebranding logo baru Kementerian pada acara ini. Logo baru yang dilaunching ini merupakan hasil sayembara, merupakan karya dari Irhas Prasetyo sebagai Juara Pertama.
Di Yogyakarta, Kepala Perwakilan BKKBN DIY Mohamad Iqbal Apriansyah di hadapan para mitra dan calon orang tua asuh sebelum bergabung secara daring dengan launching nasional di Karawang menyatakan kesiapan jajarannya untuk memenuhi target 6.731 anak asuh di DIY terbantu GENTING.
“Jumlah Keluarga Risiko Stunting (KRS) di DIY Desil 1 sampai 3 sejumlah 6.298 keluarga yang menjadi target GENTING, dan ditambah keluarga baru maka total target 6.731 keluarga tersantuni” demikian diungkap Iqbal. Pihaknya akan bekerja keras memenuhi target tersebut.
(*)
Penulis : FX Danarto SY