Dipandang berhasil dalam pengelolaan pembinaan kesehatan reproduksi remaja, maka dalam kerangka Kerja Sama Selatan Selatan dan Trianggular (KSST), 28 anggota delegasi Malaysia akan belajar bagaimana Pemerintah Indonesia melalui BKKBN mengelola program Generasi Berencana (GenRe). Sebanyak 18 pelajar dan mahasiswa serta 8 pendamping dari sekolah dan universitas ini akan mengikuti Sharing Best Practice on Adolescent Reproductive Health between Malaysia and Indonesia di Yogyakarta pada tanggal 8 – 13 September 2024.
KSST merupakan penggabungan dari dua kerangka kerjasama internasional, yakni KSS (Kerjasama Selatan Selatan, yang berawal dari Konferensi Asia Afrika 1955 di Bandung) dengan kerja sama Triangular. KSS adalah sebuah bentuk kerjasama antar dua atau lebih negara-negara berkembang yang meliputi kerjasama dibidang pembangunan, dan pertukaran pengetahuan dan sumberdaya di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya dan teknis.
Sedangkan Kerjasama Triangular sendiri merupakan sebuah bentuk kerjasama antara dua atau lebih negara-negara berkembang dengan pihak ketiga, yakni negara maju. Dalam konteks Sharing Best Practice ini maka UNFPA menjadi representasi pihak ketiga tersebut. UNFPA merupakan badan PBB yang bergerak mempromosikan layanan kesehatan seksual dan reproduksi yang berkualitas dan merata. Kegiatan ini terselenggara atas kerjasama dan dukungan Sekretariat Negara dan UNFPA yang pembiayaannya didukung oleh BKKBN, Sekretariat Negara, UNFPA, dan kontribusi peserta/Pemerintah Malaysia.
Selama berlangsungnya program di Yogyakarta, para pelajar dan mahasiswa Malaysia berserta pendampingnya akan diberikan pemaparan tentang problematika permasalahan remaja terkhusus kesehatan reproduksi dan yang berkaitan dengan hal tersebut misalnya stunting, dan kebijakan yang diambil pemerintah Indonesia. Pelaksanaan kebijakan tersebut juga akan dipaparkan dengan mengambil praktik baik kebijakan dan implementasinya oleh Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Perwakilan BKKBN DIY.
Program unggulan BKKBN dalam meningkatkan kespro dan mencegah stunting, ELSIMIL (aplikasi Siap Nikah Siap Hamil) menjadi salah satu yang dikenalkan kepada peserta. Demikian pula layanan konseling Satyagatra oleh Perwakilan BKKBN DIY yang antara lain melayani konseling permasalahan remaja tidak ketinggalan menjadi obyek studi delegasi negara sahabat ini.
Sejumlah lembaga non pemerintah juga akan memberikan insight mengenai upaya partisipatif lembaga-lembaga tersebut dengan kunjugan lapangan untuk bisa melihat langsung serta berdialog. Diantaranya akan mengunjungi komunitas praktisi konten kreator kesehatan reproduksi remaja Roudhotul Jannah dan Putri Khatulistiwa. Berikutnya delegasi juga akan mengunjungi Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) DIY juga akan dikunjungi. Fakultas Psikologi UGM menjadi lembaga terakhir yang dikunjungi sebelum para peserta pelatihan melihat langsung praktek model pembinaan di masyarakat.
Berikutnya di Universitas Islam Indonesia, delegasi akan melihat dan mempelajari aktivitas Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIKR) di universitas tersebut yang dibina oleh BKKBN DIY. Sedangkan di komunitas masyarakat, model pembinaan komunitas Bina Keluarga Remaja (BKR) yang ada di RW 12 Kapanewon (setingkat Kecamatan) Gondokusuman juga akan dikunjungi. Terakhir, para remaja Malaysia juga akan berkesempatan mengunjungi desa wisata Krebet di Pajangan Bantul yang terkenal dengan kerajinan ukir kayu, sebelum kembali ke Malaysia.
Penulis : FX Danarto SY